Djawanews.com – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) telah membentuk organisasi khusus bidang Cyber Security yang dikepalai oleh seorang Chief Information Security Officer (CISO). Nantinya organisasi ini akan menangani segala hal yang terkait dengan Information Security.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo mengungkapkan bahwa keamanan data pribadi nasabah merupakan aspek yang sangat penting bagi perseroan. Pasalnya, hal tersebut merupakan amanah yang dipercayakan oleh nasabah kepada BRI.
“Trust dan Integrity dalam keamanan data pribadi merupakan aspek penting yang menjadi fokus kami,” ujarnya dalam keterangan pers seperti yang dirilis laman resmi pada Jumat, 1 Oktober.
Indra menambahkan, di era digitalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi informasi merupakan hal yang tidak bisa ditawar lagi.
“Untuk mendukung hal tersebut, BRI telah melakukan berbagai penguatan untuk keamanan data pribadi nasabah,” sambung dia.
Selain itu, BRI dikatakan Indra juga melakukan edukasi kepada pekerja dan nasabah mengenai pengamanan data perbankan nasabah serta cara melakukan transaksi yang aman.
“Edukasi tersebut dilakukan melalui berbagai media, antara lain melalui media sosial resmi perseroan di Youtube, Twitter, Instagram, dan media cetak, serta edukasi kepada nasabah saat nasabah datang ke unit kerja kami,” urainya.
Sebagai informasi, BRI saat ini telah memiliki tata kelola pengamanan informasi berstandar internasional yang mengacu kepada NIST cyber security framework, PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard) dan kebijakan regulator POJK No.38/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum.
Untuk memastikan proses pengamanan informasi sudah berjalan dengan standar internasional, BRI melakukan beberapa sertifikasi, antara lain ISO27001:2013 Big Data Analytics, ISO27001:2013 Spacecraft Operation, dan ISO27001:2013 OPEN API.
Asal tahu saja, bank dengan kode saham BBRI itu merupakan bank terbesar di Indonesia dari sisi rekapitulasi aset dengan nilai mencapai lebih dari Rp1.500 triliun.