Djawanews.com – Indonesia bersama 14 negara ASEAN serta sejumlah negara mitra menandatangani perjanjian dagang bertajuk Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Agus Suparmanto, Menteri Perdagangan, mengatakan bahwa hal tersebut diharapkan mampu mendukung proses pemulihan ekonomi yang saat ini tengah resesi.
Menurut Agus, perjanjian perdagangan regional itu mampu memberikan efek berlanjut terhadap ekspor dalam negeri. RCEP tercatat sebagai kesepakatan perdagangan regional terbesar di dunia.
"Ini merupakan pencapaian tersendiri bagi Indonesia di kancah perdagangan internasional, dan kita patut berbangga karena RCEP lahir atas gagasan Indonesia pada 2011 dan proses perundingannya hingga selesai sepenuhnya dipimpin salah satu putra terbaik Indonesia," terang Agus di Istana Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/11/2020), dikutip dari detikFinance.
"RCEP merupakan kesepakatan perdagangan regional terbesar di dunia dan diharapkan dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi dunia dari resesi global terparah sejak perang dunia kedua ini," tambahnya.
RCEP juga diharapkan bisa mendorong Tanah Air agar lebih maju terkait rantai pasok global dengan memanfaatkan backward linkage dan forward linkage. Backward linkage maksudnya adalah memenuhi kebutuhan bahan baku atau bahan penolong yang lebih kompetitif dibandingkan negara RCEP yang lain, sedangkan forward linkage maksudnya adalah memasok bahan baku atau bahan penolong kepada negara RCEP yang lain.
"Indonesia harus mampu memanfaatkan arah perkembangan ini dengan segera memperbaiki iklim investasi, mewujudkan kemudahan lalu-lintas barang dan jasa, meningkatkan daya saing infrastruktur dan suprastruktur ekonomi, dan terus mengamati serta merespons tren konsumen dunia," terangnya.
Dapatkan info terkini lain tekait ekonomi, bisnis, perkembangan pasar, dan dunia usaha, dengan terus mengikuti Warta Harian Nasional Djawanews. Selain itu, ikuti pula Instagram @djawanescom untuk mengakses info-info unik dan menarik lain secara cepat.