Djawanews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menekankan peningkatan produksi minyak dan gas bumi (migas), di tengah pemenuhan target penurunan emisi karbon.
Hal itu disampaikan Arifin saat membuka gelaran Indonesia Petroleum Association (IPA) ke-45 Convention and Exhibition secara virtual, Rabu 1 Agustus 2021.
"Pemerintah sedang menyelesaikan penyusunan Grand Strategi Energi Nasional dimana kedua hal yang menjadi agenda penting yaitu peningkatan produksi migas dan penurunan emisi karbon, harus dapat berjalan bersama," kata Arifin mewikili Presiden RI Joko Widodo saat memberikan sambutan.
Arifin menekankan kepada semua kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas untuk meningkatkan eksplorasi blok migas demi mencapai target produksi minyak sebesar 1 juta BOPD dan gas sebesar 12 BSCFD pada tahun 2030.
"Seluruh pelaku industri hulu migas agar dapat melaksanakan strategi-strategi yang harus dilakukan secara extraordinary," tegasnya.
Sebagai salah satu sektor kritikal, industri hulu migas masih merupakan penggerak perekonomian nasional dan mendorong munculnya aktivitas perekonomian lainnya. Di sisi lain, transisi energi tetap menjadi perhatian utama bagi Arifin.
"Kebijakan energi dunia saat ini adalah menuju energi bersih dan terbarukan, yang secara bertahap akan menggantikan energi fosil. Untuk itu diperlukan upaya proses peralihan yang terukur dan dalam masa transisi ini, peran migas masih strategis," ungkap Arifin.
Penataan regulasi, sambung Arifin, dapat membantu perbaikan tata kelola hulu migas. Harapannya, hal ini mampu memikat banyak para investor masuk ke Indonesia.
"Dengan telah menerbitkan UU Cipta Kerja dan membentuk Kementerian Investasi/BKPM, pemerintahan berupaya untuk dapat meningkatkan daya tarik investasi Indonesia sehingga diharapkan foreign direct investment dapat lebih banyak lagi masuk ke Indonesia," jelasnya dalam siaran pers Kementerian.
Di samping itu, Arifin juga menempuh 4 (empat) langkah startegis demi mencapai target tersebut. Pertama, mempertahankan level produksi melalui optimasi produksi pada lapangan eksisting dengan pelaksanaan manajemen yang baik, program kerja yang efektif dan efisien. transisi alih kelola Wilayah Kerja secara cepat dan efektif, serta reaktivasi lapangan yang tidak berproduksi.
Kedua, transformasi sumber daya menjadi produksi (Resource to Production), melalui pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana pengembangan lapangan, percepatan monetisasi lapangan-lapangan yang belum dikembangkan dan pengembangan migas non konvesional.
Ketiga, percepatan pemroduksian tahap lebih lanjut baik secondary maupun tertiary recovery. Pemerintah mendorong K3S untuk menjalin kerja sama strategis dengan pihak lain yang memiliki kompetensi dan pengalaman dalam pengembangan dan penerapan EOR.
Terakhir, peningkatan dan percepatan eksplorasi. Pemerintah senantiasa mendorong peningkatan kegiatan akuisisi dan peningkatan kualitas data migas secara terintegrasi, sehingga dapat menunjang kegiatan eksplorasi dan investasi hulu migas.
"(Upaya) ini perlu dilakukan guna mewujudkan kemandirian energi nasional sehingga target pengurangan impor minyak mentah dan sekaligus pengurangan emisi karbon dapat dicapai," tutup Arifin.