Djawanews.com – Industri daur ulang plastik tahun ini terpukul. Diduga, penyebab utamanya adalah anjloknya harga minyak bumi, buruknya penanganan limbah masker, dan pengurangan konsumsi.
Pada periode yang sama pada tahun lalu, pengumpulan bahan baku selama pandemi covid-19 mengalami penurunan lebih dari 50%. Hal tersebut dingkapkan oleh Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi).
"Banyak orang kerjanya dari rumah, jadi banyak yang tidak konsumsi apa-apa. Jadi, bahan baku berkurang banget. Impor (bahan baku) juga susah, saat ini banyak persyaratan-persyaratan yang menyusahkan," keluh Christine Halim, Ketua Umum Adupi, Senin (12/10/2020), dikutip dari Bisnis.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik (Inaplas), industri daur ulang memiliki kontribusi pemasokan bahan baku industri plastik kurang lebih 1 juta ton/tahun. Christine menjelaskan, limbah masker yang banyak ditemukan di tempat pemrosesan akhir (TPA) juga memiliki andi dalam berkurangnya pengumpulan bahan baku. Menurutnya, para pemulung tak mau mendekati sampah-sampah yang letaknya dekat dengan masker karena takut tertular cirus corona.
"Semua orang tidak siap dengan adanya pandemi ini. Jadi, banyak sampah masker yang menumpuk sejak awal pandemi di mana-mana dan orang buangnya dicampur dengan sampah-sampah lain," terangnya.
Jika Anda ingin mendapatkan informasi terkini lain tekait ekonomi, bisnis, perkembangan pasar, dan dunia usaha, ikuti terus Warta Harian Nasional Djawanews. Selain itu, untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik, jangan lupa ikuti Instagram @djawanescom.