Maskapai milik BUMN PT Garuda Indonesia menjadi perbincangan publik bukan karena kasus penyelundupan komponen motor gede Harley Davidson dan sepeda Brompton saja, Garuda banyak diberitakan karena cucu usahanya PT Garuda Tauberes Indonesia (GTI).
Nama GTI muncul ke permukaan saat Menteri BUMN Erick Thohir berencana memangkas anak/cucu usaha perusahaan berpelat merah.
Erick bahkan mengaku geli saat tau ada cucu usaha Garuda Indonesia yang memiliki nama tak lazim.
“Bagi saya menggelitik ada cucu namanya Garuda Tauberes Indonesia,” kata Erick di Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Garuda Tauberes Indonesia bergerak di bidang startup

Acara launching Garuda Tauberes Indonesia (Dok. Garuda Indonesia)
Berdasarkan laporan keuangan PT Garuda Indonesia per 30 September 2019, PT Garuda Tauberes Indonesia dibentuk berdasarkan akta No.4 tanggal 1 April 2019 dengan notaris Arry Supratno, S.H, notaris di Jakarta.
Akta pendirian PT GTI disahkan oleh Menkumham dalam surat keputusannya No. AHU-0018457.AH.01.01 Tahun 2019 tanggal 8 April 2019.
Dalam laporan tersebut juga tercantum modak awal GTI sebesar Rp 8 miliar dan modal yang ditempatkan sebanyak Rp 2 miliar.
Direktur Tekologi Garuda Tauberes Indonesia, Gisneo Pratala mengatakan, nama Tauberes adalah singkatan yang menggambarkan bisnis perusahaan.
“Tauberes ini singkatan Tranportation, Airlines, Utilities, Benefical, Effective, Reliable Efficient dan Safe,” ujar Gisneo kepada Detik.com, Selasa (17/12/2019).
Ia menambahkan, maksud dari nama Tauberes ialah memanfaatkan transportasi pesawat untuk membuat orang jadi lebih untung, efektif dan efisien.
Nama Tauberes dinilai Gisneo sebagai representasi kaum milenial yang suka dengan hal unik.
“Karena yang mendirikan milenial, kita semangatnya bikin startup. Kan banyak yang aneh-aneh, ada Jalan Tikus, ada Males Banget, ada Gojek, jadi harapannya, Tauberes dapat dikenal di masyarakat dengan nama yang uniklah,” kata Gisneo.
Sementara itu, dalam laporan keuangan Garuda Indonesia, PT GTI adalah perusahaan yang bergerak di sektor pengembangan dan pemograman aplikasi perdagagan secara daring atau e-commerce.
Namun, dalam pelaksanaannya, aplikasi yang dibuat GTI ternyata melayani logistik ekspedisi, kargo utama hingga belanja online dan sudah menggandeng PT Sarinah.
Untuk alamat kantornya, PT GTI masih nebeng di kantor pusat Garuda Indonesia yang berada di Gunung Sahari, Jakarta. Adapun situs PT GTI sendiri masih berstatus “beta”. Artinya masih dalam tahap pengenalan alias masa percobaan.
Jika dilihat dari segi kinerja, PT GTI masih belum memberikan kontribusi pada perusahaan, menurut laporan keuangan per 30 September 2019.
Akan tetapi, baru beberapa bulan berdiri, aset Garuda Tauberes Indonesia sudah anjlok 7.956 dolar AS. Dari semula 141.985 dolar AS per Juni 2019, terkoreksi ke posisi 133.939 dolar AS per September 2019.