Djawanews.com – Isu resesi di Indonesia kini semakin memanas setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkannya. Kendati demikian hal tersebut tidak menjadi persoalan bagi Arief Poyuono.
Politikus Partai Gerindra tersebut menyatakan jika pengumuman dari Menteri Keuangan tidak akan berdampak buruk bagi kondisi perekonomian nasional. Arif yang juga menjabat Ketua Umum Lembaga Pemantau Penanganan COVID-19 & Pemulihan Ekonomi Nasional (LPPC19-PEN) tersebut berdalih pada indeks pertumbuhan ekonomi.
Perlu diketahui,p pada kuartal II-2020 indeks pertumbuhan ekonomi minus (-) 5,32, dan diprediksi pada kuartal III-2020 perekonomian akan tumbuh meskipun masih minus pada (-) 2,7 persen.
"Ini berbeda dengan kebanyakan negara-negara berkembang lainnya yang justru menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang terus menurun," jelas Arief dilansir dari Akurat, (23/9).
Arief berpendapat jika kegiatan ekonomi bawah tanah Indonesia lebih besar dibandingkan dengan kegiatan ekonomi yang tercatat dan menggunakan transaksi lalu lintas di perbankan.
"Ada peningkatan pertumbuhan ekonomi di kuartal III dibandingkan kuartal II yang tumbuh minus (-) 5,32 persen, jika kuartal ketiga diprediksi bisa tumbuh di angka antara minus (-) 2 hingga minus (-) 2,7 persen," bebernya.
Atas data tersebut, Arief mengklaim jika program yang dilakukan komite PC19-PEN sudah berjalan sebagaimana mestinya. Program tersebut di antaranya kartu pra kerja, bantuan langsung tunai (BLT), kredit pinjaman dan restrukturisasi pinjaman UMKM, dan bansos yang terus berjalan.
Selain resesi di Indonesia, simak perkembangan dunia bisnis dari dalam dan luar negeri selengkapnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.