Banyak mahasiswa yang masih takut untuk terjun dalam dunia investasi dan lebih memilih menabungkan uangnya di bank, mengapa demikian?
Di zaman sekarang ini, investasi dapat dilakukan dengan sangat mudah, terlebih dengan adanya kemajuan teknologi menanam modal bisa dilakukan secara online.
Selain itu, ketersediaan instrumen investasi juga sudah semakin beragam seperti investasi saham, reksa dana, emas, obligasi, Peer to Peer (P2P) Lending, emas dan lain sebagainya.
Modal yang digunakan untuk berinvestasi di sejumlah instrumen pun semakin terjangkau. Misalnya di instrumen investasi P2P Lending, seseorang sudah dapat membiakkan dananya dengan hanya bermodalkan Rp 100 ribu saja.
Kendati demikian, masih banyak generasi muda terutama dari kalangan mahasiswa yang enggan atau takut mengeluarkan dananya untuk berinvestasi.
Alasan mahasiswa takut berinvestasi
Pada dasarnya, investasi dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan cuan dengan nilai yang cukup besar.
Sayangnya, banyak mahasiswa yang takut untuk berinvestasi dan lebih memilih menyimpan uangnya di bank. Mengapa demikian?
1. Tidak memiliki modal yang cukup
Banyak mahasiswa yang berpandangan bahwa dirinya tidak memiliki cukup uang untuk berinvestasi. Padahal, investasi saat ini dapat dilakukan dengan modal yang sangat kecil.
Yang menjadi poin utama adalah anda seharusnya mulai belajar untuk menghasilkan sedikit uang. Dengan begitu anda bisa belajar untuk mendapatkan banyak uang.
2. Hanya untuk orang kaya
Alasan kedua, banyak mahasiswa yang berpendapat bahwa investasi hanya untuk orang yang berduit saja.
Kenyataannya, banyak orang yang menjadi kaya karena berani mengambil risiko untuk berinvestasi serta dibarengi dengan kerja keras.
Terlebih lagi, akses untuk berinvestasi sudah semakin mudah. Saat ini sejumlah instrumen investasi telah tersedia di platform e-commerce.
Misalnya investasi emas yang sudah disediakan di Bukalapak dan Tokopedia dengan biaya investasi yang sangat murah.
3. Khawatir dana yang diinvestasikan lenyap
Alasan ini memang terdengar paling rasional di kalangan mahasiswa. Saat berinvestasi, mereka takut bahwa dana yang ditanamkan akan hilang.
Memang selalu ada risiko dalam berinvestasi. Namun semakin tinggi risiko, maka semakin tinggi pula imbal hasil yang akan didapat.
Asal tau saja, risiko kehilangan dana investasi dapat diminimalisasi dengan memahai cara kerja disetiap instrumen investasi.
Selain itu, anda juga dapat melakukan diversifikasi saat berinvestasi alias tidak menempatkan dana investasi dalam satu wadah.
4. Tidak memiliki waktu luang
Masalah kesibukan tugas kuliah kadang menjadi hambatan bagi mahasiswa untuk terjun dalam dunia investasi.
Padahal, perihal investasi dapat dilakukan di sela-sela tugas kuliah yang anda kerjakan. Terlebih lagi, investasi sudah dapat dilakukan secara online, sehingga akses ke layanan tersebut akan semakin mudah.
5. Tidak tahu cara investasi
Alasan terahkir yang membuat mahasiswa takut berinvestasi adalah karena tidak paham mengenai tata cara investasi yang baik dan benar.
Dengan kemajuan teknologi, tata cara investasi dapat anda cari melalui google. Dari situ, anda akan mendapat panduan yang lengkap mengenai panduan berinvestasi.
Namun jika masih bingung. Anda dapat memilih instrumen investasi yang menyediakan manajer investasi untuk mengolah dana yang telah ditanamkan.