Djawanews - Bukan persoalan mudah untuk mengatur anggaran dalam sebuah pemerintahan. Tidak bisa semua hal mau digarap. Bisa-bisa, malah tidak fokus.
Ada kisi-kisi bagaimana membuat kebijakan yang fokus dengan skala prioritas jelas. Dengan adanya itu, nanti alokasi anggarannya juga akan jauh lebih fokus dan lebih bisa terkontrol.
"Saya melihat satu provinsi ada yang mata anggarannya sampai 40.000 mata anggaran kegiatan. Menurut saya, makin sedikit kegiatan, akan semakin secara manajemen, semakin gampang mengontrolnya, semakin gampang mengeceknya, dan hasilnya akan semakin kelihatan," kata Presiden Jokowi memberi arahan kepada seluruh kepada daerah di Indonesia, Rabu (14/4/2021) kemarin.
Jokowi memberi saran bagaimana seharusnya mengatur anggaran. Triknya begini. Bentuklah 1-3 kegiatan unggulan sehingga anggaran bisa terkonsentrasi ke sana. Akhirnya, hasil dan manfaatnya akan bisa segera terlihat.
"Sebagai contoh, ada anggaran di sebuah kabupaten Rp2 triliun, misalnya. Hati-hati, saya titip, yang namanya belanja aparatur dan belanja pembangunan, belanja aparatur dan belanja modal, dilihat. Gedean yang mana? Usahakan agar belanja pembangunan, belanja modal itu lebih besar dari belanja aparatur," jelas mantan wali kota Solo ini.
Jokowi tidak menyarankan anggaran dibagi rata ke masing-masing unit atau kedinasana. Kenapa? Jokowi sekali lagi menekankan pentingnya prioritas.
Contohnya gampangnya seperti ini. Kasih tiga prioritas mendapat anggaran hingga 60 persen. Sisanya baru dibagi-bagi ke unit yang lain.
“Saya mau, jalan di kabupaten saya sampai di desa-desa mulus,” ya sudah, anggaran konsentrasikan ke sana selama…mungkin setahun atau dua tahun, selesai, ganti lagi. “Saya mau, konsentrasi ke pembangunan pasar yang ada di seluruh kabupaten, misalnya 60 pasar,” selesaikan dalam setahun atau dua tahun rampung, sehingga rakyat melihat," kata Jokowi memberi perumpamaan.
"Atau ingin membangun sekolah, “Sekolah di kabupaten saya harus bagus semuanya”. Sehingga kelihatan mana prioritas, mana yang menjadi unggulan. Jangan sampai, sekali lagi, yang namanya itu diecer-ecer di setiap dinas, di setiap unit, sehingga setiap tahun itu anggaran ya terbelanjakan, tetapi tidak ada baunya sama sekali," sambungnya.