Djawanews.com - PT Bank Central Asia Tbk atau BCA mencatatkan laba bersih senilai Rp14,45 triliun dalam semester I 2021. BCA tumbuh 18,1 persen secara year on year (yoy) dibanding periode yang sama setahun lalu, Rp12,24 triliun.
Pendapatan operasional juga tumbuh naik 2,4 persen yoy dari Rp37,57 triliun menjadi Rp38,48 triliun. Sedangkan pendapatan bunga bersih tumbuh 8,8 persen yoy dari Rp27,24 triliun menjadi Rp28,27 triliun.
Sedangkan pendapatan non bunga turun tipis 1,2 persen yoy dari Rp10,32 triliun menjadi Rp10,21 triliun. Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, tumbuhnya kinerja perseroan di paruh pertama 2021 lantaran memang di tahun sebelumnya, semua bisnis termasuk perbankan drop.
"Baik BCA, perbankan lain, ataupun bisnis lainnya menurun. Sehingga kuartal kedua 2020 profitabilitas menurun," ujar Jahja dalam paparan publik secara virtual, Kamis 22 Juli.
Di tengah menggeliatnya bisnis bank milik konglomerat Hartono Bersaudara ini, terbit kebijakan pemerintah yakni PPKM Darurat. Jahja mengaku mendukung kebijakan tersebut, namun bukan berarti hal tersebut tidak mengganggu bisnis perbankan.
"Contohnya, permintaan kredit langsung turun. Padahal produk kendaraan bermotor (KKB) dan kredit penyaluran rumah (KPR) sejak kuartal pertama hingga kedua 2021 permintaan sudah kembali pulih," tutur Jahja.
BCA, kata dia, sudah mampu menyalurkan KKB hingga Rp2 triliun per bulan, namun PPKM Darurat memberikan dampak. Ia memproyeksi kinerja KKB BCA di bulan Juli turun menjadi Rp1 triliun hingga Rp1,2 triliun.