Djawanews.com – Di tengah pandemi Covid-19 ini, resesi ekonomi memang tidak dapat terelakkan lagi. Kendati demikian, yang kini menjadi sorotan adalah pemerintah yang berupaya menyelamatkan perekonomian hanya fokus pada perbankan.
Terkait dengan resesi, Ketua DPP Asosiasi Koperasi Simpan Pinjam Indonesia (Askopindo) Frans Meroga Panggabean menyatakan jika pemerintah harus menunjukkan komitmen yang kongkrit dengan membangun ekonomi kerakyatan.
Ekonomi kerakyatan dalam artian riil, menurut Frans yaitu para pelaku UMKM, pekerja informal, dan koperasi.
“Fakta menunjukkan bahwa 60 persen komponen Produk Domestik Bruto (PDB) adalah konsumsi masyarakat, berarti tetap terjaganya daya beli masyarakat adalah prioritas utama,” jelas Frans dilansir dari Antara, (24/9).
Meskipun penanggulanagan ekomino sudah tepat, menurut Frans yang kini menjadi sorotan saat ini adalah kurang maksimalnya dana serapan program pemulihannya yang terealisasi.
Pemerintah, menurut Frans dalam mengeksekusi program pemulihan ekonomi nasional terlalu terfokus pada lembaga keuangan perbankan.
"Padahal kita mengetahui bagaimana kontribusi perbankan dalam inklusi keuangan nasional menurut kajian LIPI hanya maksimal 39 persen,” ungkapnya.
Frans menambahkan, berdasarkan data riset Bank Dunia 70 persen masyarakat Indonesia mendapatkan akses keuangan untuk pertama kalinya melalui koperasi, bahkan 87 persen hanya dilayani oleh koperasi.
Selain kabar mengenai resesi dan krisis ekonomi, simak perkembangan dunia bisnis dari dalam dan luar negeri selengkapnya hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.