Djawanews.com – Berdasarkan catatan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta, pada triwulan III tahun 2020 konsumsi rumah tangga di Jakarta minus 5,28% dibanding periode sama pada 2019. Menurut Luctor E. Tapiheru, Direktur Kantor Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta, triwulan sebelumnya adalah minus 5,23% (yoy).
“Penurunan pengeluaran masyarakat terutama terjadi pada konsumsi terkait pakaian, makanan, perabot rumah tangga, dan pembelian barang pribadi, yang menunjukkan bahwa masyarakat masih selektif dalam berbelanja,” jelas Luctor, Jumat (06/11/2020), dikutip dari Bisnis.
Ia menjelaskan, dengan turunnya tingkat konsumsi masyarakat, lapangan usaha yang terkait juga terkontraksi, yaitu minus 18,52% dalam setahun. Selain itu, industri pengadaan dan pengolahan listrik dan gas juga terkontraksi, yaitu minus 12,03% dan 10,60%.
“Kontraksi pada berbagai lapangan usaha tersebut sejalan dengan kontraksi permintaan domestik dan total ekspor yang terjadi pada triwulan ketiga 2020,” lanjutnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta sebelumnya mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Jakarta secara tahunan (yoy) pada triwulan III/2020 minus 3,82%. Akan tetapi, Buyung Airlangga selaku Kepala BPS DKI Jakarta menjelaskan bahwa catatan tersebut dibuat secara kuartalan (quartal-to-quartal/qtq) dan menunjukkan tren peningkatan signifikan.
“Kalau kita lihat dari sisi qtq kita bandingkan dengan triwulan II perekonomian DKI Jakarta ini justru naik 8,38%. Suatu pertumbuhan ekonomi yang cukup besar bila dilihat dari sisi perkembangan,” jelas Buyung, Kamis (05/11/2020).
Dapatkan info terkini lain tekait ekonomi, bisnis, perkembangan pasar, dan dunia usaha, dengan terus mengikuti Warta Harian Nasional Djawanews. Selain itu, ikuti pula Instagram @djawanescom untuk mengakses info-info unik dan menarik lain secara cepat.