Djawanews.com - Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggunakan rel kereta produksi dalam negeri dalam rencana pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Ia mengaku kecewa dengan keputusan 7 kontraktor yang memilih menggunakan 100 persen rel kereta impor.
Hal tersebut diungkapkan Andre dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR RI dengan direksi PT KAI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 1 September. Selama ini memang belum ada perusahaan dalam negeri yang mampu memproduksi rel kereta api. Terlebih menurutnya pemerintah saat ini di berbagai platform media, selalu menggaungkan pentingnya peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
"Apa belum mampu kita bikin relnya? Inikan pekerjaan yang sederhana bikin rel. Apa Indonesia tidak mampu membikin rel sehingga kita impor dari China. Ini kan bicara TKDN. Ini kan yang gampang bikin rel, besi gitu doang, malah harus impor. Nah jadi kita harus buktikan sebutan TKDN itu ya dengan ini, relnya harus buatan kita,” tegas Andre.
Menurut Politisi Gerindra tersebut solusi dari pe-er besar yang dimiliki pemerintah saat ini adalah menciptakan industri dalam negeri yang bergerak di bidang pembuatan rel perkeretaapian. Menurutnya, masalah ini menjadi kontradiktif dengan narasi pemerintah yang selalu membanggakan diri bisa melakukan ekspor stainless steel ke luar negeri.
"Jadi tolong saya minta relnya lokal. Kasihlah industri dalam negeri. Masa rel kereta api aja pakai impor segala, macam tidak bisa produksi itu. Apalagi ngakunya di berita-berita kita baca, pemerintah telah mampu ekspor besi, stainless steel, negara dapat untung banyak. Kan berbeda antara pernyataan stainless steel ekspor berhasil tapi rel masih impor,” tandasnya.