Djawanews.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bilang, sektor pertanian adalah sektor yang pertumbuhannya tetap terjaga meski di tengah pandemi yang melanda sejak tahun 2020 lalu.
"Pertanian baik dalam data Triwulan I sampai IV-2020 menunjukkan tren yang terus membaik dan terus terjaga oleh kita semua. Kemudian memasuki Triwulan I-2021 menuju Triwulan II, baik data maupun faktualisasi lapangan semua berjalan dalam kendali yang cukup baik dan terus melakukan peningkatan," ujar Mentan dalam Konferensi Pers Rilis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2021, Kamis, 5 Agustus sore.
Pada Kuartal II-2021 sektor pertanian tumbuh sebesar 0,38 persen. Sektor ini memiliki kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional pada Triwulan II-2021, yaitu sebesar 14,27 persen atau berada di bawah sektor industri pengolahan dengan 19,29 persen.
"Sektor pertanian adalah penunjang utama yang terus bisa kita andalkan ke depan menjadi backbone bagi perekonomian yang ada dan kelihatannya ini cukup terjaga dengan baik,” ujar Mentan.
Nilai Tukar Petani (NTP) juga mengalami peningkatan, dari 99,47 di bulan Mei tahun 2020, yang merupakan titik terendah di masa pandemi, naik menjadi 103,59 pada bulan Juni tahun 2021.
Begitu juga Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) yang mengalami peningkatan dari titik terendah di 100,16 pada Mei tahun 2020 menjadi 103,88 pada Juni tahun 2021. Namun nilai ini mengalami penurunan sebesar 0,16 persen dibanding Mei tahun 2021 yang berada di angka 104,04.
Terkait nilai ekspor, Mentan memaparkan bahwa nilai ekspor sektor pertanian pada tahun 2020 adalah Rp451,77 triliun atau naik 15,79 persen dari tahun 2019 yang berada di Rp390,16 triliun. Sedangkan nilai ekspor pada periode Januari-Juni 2021 adalah Rp277,95 triliun atau naik 40,29 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Agustus ini kita akan melakukan Merdeka Ekspor pada 17 pintu yang ada secara nasional, dan memperlihatkan tren bahwa juga perjalanan-perjalanan ekspor di sektor pertanian pada negara tujuan juga masih tetap terbuka dengan cukup baik,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Syahrul juga memaparkan mengenai penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di sektor pertanian. Penyaluran KUR di tahun 2020 adalah sebesar Rp55,94 triliun atau 112 persen dari target yang telah ditetapkan yaitu Rp50 triliun, dengan Non-Performing Loan (NPL) Nasional adalah 0,63 persen.
Sedangkan untuk tahun 2021, dari target sebesar Rp70 triliun per 2 Agustus telah tersalurkan sebesar Rp43,6 triliun atau 62,29 persen.
“Ini menjadi sandaran utama dari sektor pertanian yang terus bertumbuh di tingkat lapangan,” ujar Mentan.
Adapun rincian realisasi KUR untuk masing-masing subsektor adalah Rp11,48 triliun dengan 441.065 debitur pada subsektor tanaman pangan, Rp5,48 triliun dengan 198.992 debitur pada hortikultura, Rp15,34 triliun dengan 350.671 debitur pada perkebunan, serta Rp9,08 triliun dengan 244.590 debitur pada subsektor peternakan.
Selain itu KUR juga diberikan kepada petani pada subsektor kombinasi dengan realisasi per 2 Agustus adalah Rp2,71 triliun untuk 110.995 debitur serta jasa pertanian dengan realisasi Rp496,20 miliar dengan 16.203 debitur.