Djawanews.com – Meski di tengah pandemi Covid-19, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, tahun ini berhasil menjual 300 ton daging durian beku ke Jakarta. Durian tersebut dikemas dengan kemasan 5 ons dengan harga Rp65 ribu.
“Program ini baru dilaksanakan tahun ini ketika saya berusaha menghubungkan petani dengan pembeli di Jakarta, dan akan berlanjut tahun berikutnya,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Poso, Suratno, di Poso Sulawesi Tengah, Ahad (12/7) lalu.
Pemasok durian beku terbesar dari Kecamatan Pamona Selatan, Kecamatan Pamona Barat. Selain itu ada pula durian dari Kecamatan Poso Pesisir.
Penjualan durian memang dilakukan dengan mengemas daging durian dengan sistem ecer per 5 ons. Suratno menilai cara penjualan ini cukup membantu para petani durian. Harga juga tidak bisa dimainkan oleh para tengkulak yang biasanya menentukan harga durian dari kulitnya.
“Kalau sebelumnya petani menjual per biji atau per gandeng, namun kalau kulit sebagian luka, maka harga akan turun. Nah sekarang harga tidak bisa lagi dipermainkan oleh tengkulak, karena isinya yang masih bagus akan diambil dan ditimbang,” jelas Suratno.
Dinas Pertanian Poso sendiri telah memberikan dukungan kepada petani durian dengan menyiapkan mesin pendingin. Sayangnya karena pandemi Covid-19, program penyediaan alat tersebut terpaksa ditunda.
Meski demikian, petani Poso mencoba mengadakan kulkas besar dengan biaya swadaya. Dinas Pertanian juga telah melobi beberapa pengusaha durian beku di Jakarta untuk ikut membantu membangun mesin pendingin besar di Kecamatan Pamona Selatan.
Terkait harga durian beku, petani telah menyepakati harga dasarnya. Hal ini dilakukan agar tidak ada permainan harga dari para tengkulak.