Djawanews.com – Investasi Hijau sedang digembar-gemborkan oleh Pemerintah Indonesia kepada sejumlah investor Inggris sebagai investasi masa depan Indonesia. Pertemuan dilakukan pada Senin, 1 November pagi sebelum Jokowi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia COP26 di Scottish Event Campus, Glasgow. Presiden Joko Widodo mengatakan, investor asal Inggris akan berinvestasi sebesar $9,29 miliar USD atau setara Rp132,52 triliun (kurs Rp14.265/USD) pada ekonomi hijau RI. “Beberapa di antaranya dari British Petroleum (BP), Jardine Matheson, Mars Wrigley UK, Standard Chartered, HSBC, dan Shire Oak,” katanya dikutip dari akun Instagram @Jokowi, Selasa, 2 November. "Saya ingin menyampaikan apresiasi komitmen investasi Bapak Ibu sekalian ke Indonesia sebesar $9,29 miliar USD. Indonesia siap menjadi mitra yang baik bagi investasi Anda," kata Jokowi dalam pertemuan dengan CEOs Forum dengan sejumlah investor besar Inggris, seperti dikutip pada keterangan pers, Selasa, 2 November. Pada pertemuan tersebut, Jokowi juga mengatakan bahwa Indonesia membuka lebar peluang investasi untuk melakukan early retirement atau pensiun dini dalam sektor industri pembangkit batu bara serta menggantikannya dengan sumber energi terbarukan. Maka dari itu komitmen investor diperlukan untuk mendukung percepatan transisi energi dan ekonomi hijau di Indonesia. Sementara itu, total kebutuhan pendanaan mencapai $25-30 miliar USD selama 8 tahun ke depan. Mantan Wali Kota Solo itu menyebutkan, Indonesia akan mengalihkan pembangkit batubara dengan renewable energy pada 2040. "Dengan catatan jika terdapat kerja sama, teknologi, nilai keekonomian yang layak, dan pendanaan internasional yang membantu transisi energi tersebut,” ujarnya. Presiden menambahkan, ia telah menandatangani Peraturan Presiden mengenai instrumen nilai ekonomi karbon yang akan mengatur mekanisme carbon trading ke depan. Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, langkah ini juga meningkatkan pendanaan pembangunan. Jokowi menilai, pasar karbon harus dikelola dengan berkeadilan dan transparan. Untuk itu, kebijakan pengendalian perubahan iklim Indonesia juga mencakup transisi menuju ekonomi hijau. Selanjutnya, Jokowi memastikan Indonesia akan selalu menjalankan komitmennya. "Indonesia tidak suka membuat retorika. Tapi kami terus bekerja untuk memenuhi komitmen," ujar dia. Selain mengajak para CEO perusahaan besar untuk bergabung dalam investasi hijau di Indonesia, Jokowi juga melakukan pertemuan bilateral dengan PM Inggris Boris Johnson. Dalam pertemuan tersebut Johnson mengungkapkan bahwa Inggris juga tertarik untuk mendukung dan berinvestasi di Indonesia dalam sektor pembaharuan energi. Ingin tahu informasi lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews |