Seperti apa perkembangan investasi syariah saat ini ? simak berita berikut
Tren investasi syariah tengah berada dijalur positif. hal ini dapat dilihat dengan ketersediaan instrumen investasi syariah yang semakin lengkap saat ini.
Tak ayal ketersediaan insfratruktur syariah pun menjadi penting agar agar investor syariah semakin tertarik untuk terjun di pasar modal Indonesia.
instrumen investasi syariah didukung dengan regulator yang serius menggarap produk syariah
Sebut saja Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indoensia (BEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) serta PT Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) benar-benar khusyuk menggarap insfratruktur pasar modal syariah
Sekedar info, KSEI juga sudah mengantong fatwa dari Dewan Nasional Majelis Utama Indonesia (DSN-MUI) dengan nomor 124/DSN-MUI/XI/2018 tentang prinsip syariah dalam pelayanan jasa serta proses bisnis.
Proses bisnis dan layanan jasa KSEI pun otomatis sudah berbasis dan menggunakan prinsip syariah.
Kepala Pengawas Eksekutif Pasar Modal OJK Hoesen berpendapat, adanya fatwa ini menjadi pelengkap dalam perkembangan pasar modal syariah.
Saat ini, nilai investasi saham syariah telah mencapai Rp.3,667 triliun. tidak hanya itu, alat bantu bagi investor Syariah Online Trading System (SOTS) juga sudah dapat digunakan oleh 13 anggota bursa.
Dalam catatan OJK selama tiga tahun terahkir, penggunaan alat bantu SOTS tumbuh sebesar 26,3 persen, reksadana syariah naik 85 persen dan suku korporasi meningkat 51 persen.
“Saat ini sudah ada 20 reksadana syariah, 40 prinsip syariah di pasar modal, serta 80 mekanisme perdagangan syariah,” kata Hoesen di Gedung BEI beberapa waktu lalu seperti dikutip dari kontan.co.id
Adanya pilihan investasi syariah yang beragam dan sesuai dengan koridor syariah islam membuat investor semakin yakin untuk menanamkan uang mereka di pasar modal.
Perencanaan Keuangan Eko Endarto menilai, semakin banyak jumlah instrumen investasi akan memberikan pilihan yang bervariasi bagi Investor.
Kepraktisan dan beragamnya instrumen investasi akan membuat investasi semakin aman dan nyaman.
Obligasi syariah, reksadana syariah, deposito bank syariah hingga saham syariah akan menjadi pelengkap bagi pilihan investor.
Eko menambahkan, para investor juga harus mempertimbangkan risiko berinvestasi, jangka waktu investasi serta return yang beragam.
Imbal hasil atau return yang beragam akan membaut investor semakin mudah untuk mengatur portofolionya.
“Investasi tergantung usia seseorang, semakin muda maka semakin tinggi profile risikonya,” kata Eko.
Selanjutnya Eko memberikan tips sederhana bagi investor muda antara lain; bagi investor dengan usia kurang dari 30 tahun agar meletakkan portofolio investasi 10 persen di deposito, 20 persen untuk emas atau investasi jangka menengah lainya dan sisanya bisa dialihkan ke saham reksadana.
Adanya kelengkapan instrument investasi syariah ini diharapkan dapat menumbuhkan perdagangan di pasar modal serta dapat menarik investor dari berbagai golongan sehingga gejolak investasi akan tumbuh semakin besar.