Jakarta, (23/12/2019) – Virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika sedang menjangkit sebagian besar babi di beberapa negara, khusunya di wilayah Asia Tenggara. Virus tersebut membuat sebagian besar jumlah babi mati. Bahkan, kelangkaan daging babi membuat harga daging babi melonjak naik.
Pelonjakan harga daging babi salah satunya terjadi di China. Harga daging babi di negara Tirai Bambu itu telah melonjak selama beberapa bulan terakhir karena kelangkaan babi di rumah potong. Majalah Reuters sempat melaporkan, pada 23 Oktober lalu harga daging babi menyentuh angka 53,79 yuan (US$ 7,69) per kilogram. Kenaikan itu mencapai 188% dari tahun sebelumnya sekaligus mencetak rekor tertinggi.
Wabah Demam Babi Afrika Pengaruhi Industri Daging Babi di Indonesia
Wabah yang tak berbahaya bagi manusia ini memang telah merugikan industri daging babi di beberapa wilayah, termasuk di Indonesia. Saat ini, ASF juga telah masuk ke Indonesia dan berhasil mematikan puluhan ribuan babi di Sumatera Utara. Secara tidak langsung virus babi ini berpengaruh pada industri daging babi dalam negeri.
Salah satu dampaknya adalah Pemerintah Malaysia melarang produk-produk yang berkaitan dengan daging babi asal Indonesia untuk masuk ke negara mereka. Tindakan itu dilakukan sebagai upaya pencegahan penularan penyakit demam babi Afrika.
Dilansir dari The Star, Wakil Menteri Agrikutur dan Industri Berbasis Agro Sim Tse Tzin telah mengetahui persebaran penyakit tersebut, termasuk di Indonesia. Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat Malaysia untuk bersungguh-sungguh menanggulangi wabah itu dan tidak mengimpor produk daging babi.
“Penyakit itu dilaporkan sudah menjangkiti 11 negara termasuk Indonesia, dan kami mengambil langkah dengan melarang semua produk berkaitan daging babi dari negara-negara terjangkit. Kami mendesak agar rakyat Malaysia bersungguh-sungguh ikut menanggulangi wabah itu dan tidak mengimpor produk-produk daging babi,” ujar Sim Tse Tzin.
Malaysia juga akan meningkatkan pengawasan terhadap pengelola-pengelola restoran dan toko ritel agar tidak ada penyelundupan daging babi ke Malaysia.
Selain Malaysia, Australia juga memberikan peringatan kepada warganya yang hendak pergi ke Asia untuk tidak membawa makanan dan sepatu saat kembali ke negaranya. Direktur Eksekutif dari organisasi Australian Pork Limited Margo Andrae meminta kepada para pendatang yang kembali masuk ke Australia perlu menyatakan bawaannya kepada pihak berwenang.
Selain itu, Menteri Pertanian Australia Bridget McKenzie mengaku khawatir terkait adanya lapran masuknya virus babi Afrika yang masuk ke Indonesia. Karena selama ini banyak warganya yang sering berkunjung ke Bali yang menurutnya banyak dijumpai industri daging babi dalam bentuk olahan maupun beku. Oleh karenanya, Australia benar-benar memberlakukan peraturan ketat demi menjaga keamanan negara mereka.