Djawanews.com – Memiliki letak wilayah di garis khatulistiwa, Indonesia digadang sebagai negara penghasil kakao terbesar di dunia. Apakah hal tersebut benar? Berikut ini datanya.
Berdasarkan data tahun 2017 dari Badan Pangan dan Pertanian PBB atau Food and Agriculture Organization (FAO), posisi Indonesia kini berada di urutan ketiga sebagai negara penghasil kakao terbesar di dunia, sedangkan pada urutan pertama ada Pantai Gading dan Ghana.
Kemudian menurut data International Cocoa Organization (ICCO), pada tahun 2018 Indonesia bertengger pada urutan kelima, setelah Pantai Gading, Ghana, Ekuador dan Nigeria.
Meskipun dinilai menghasilkan komoditas kakao dalam jumlah besar, peneliti kakao-cokelat asal Universitas Gadjah Mada (UGM), Arifin Dwi Saputro menyatakan jika banyak faktor yang menyebabkan produksi kakao di Indonesia cukup mengkhawatirkan.
“Sebuah ironi, walaupun bahan baku kakao sangat melimpah di Indonesia, akan tetapi konsumsi cokelat di Indonesia cukuplah rendah,” tulis Arifin dalam esainya, dilansir dari Antara (16/9).
Selain itu, Arifin menjelaskan pengelolaan lahan pohon kakao yang 90 persen dilakukan oleh rakyat, membuat keseriusan pengelolaan kebun kakao menjadi taruhan.
“Bukan rahasia lagi jika permasalahan di hulu terkait tenaga kerja, hama, ketersediaan pupuk, usia tanaman (yang berimbas pada produktifitas), harga jual biji kakao (fermentasi dan non fermentasi), dan kualitas biji kakao yang dihasilkan petani memberikan mimpi buruk untuk keberlangsungan industri perkebunan kakao di Indonesia,” jelasnya.
Permasalah pengolahan kakao, menurut Arifin harus diselesaikan dengan serentak, mulai dari sisi teknis, sosial dan ekonomi. Sayangnya, menurut Arifin hal tersebut tidaklah mudah dilakukan.
Jadi meskipun Indonesia salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Jangan lupa, simak perkembangan dunia bisnis dalam dan luar negeri selengkapnya hanya di Warta Harian Djawanews.