Djawanews.com – Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mendorong pemerintah untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya, harga minyak dunia turun drastis menjadi 74 USD per barel dari puncaknya di angka 120 dolar AS per barel.
"Mohon kiranya pimpinan DPR dapat mendorong dan mendesak pemerintah untuk menurunkan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar karena harga minyak dunia hari ini sudah merosot tajam dari puncaknya 120 dolar AS per barel sekarang sudah menyentuh sekitar 74 dolar AS per barel," ujarnya dalam Rapat Paripurna di Gedung DPR, Selasa 10 Januari.
Ia melanjutkan, saat ini beberapa operator penyedia BBM baik swasta maupun milik pemerintah seperti VIVO, BP-AKR dan PErtamina telah menurunkan harga BBM non subsidi pada awal tahun 2023. Tak hanya itu, produk BBM setara Pertalite seperti Revvo 90 dan BP90 juga telah mengalami penurunan harga.
"Bahkan untuk BBM sejenis Pertalite seperti Revvo 90 juga BP90 sudah menurunkan harganya. Karena itu masyarakat bertanya-tanya kapan Pertalite RON 90 ini turun?" lanjut Mulyanto.
Mulyanto juga menyoroti tingginya angka inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia tahun 2022 yakni sebesar 5,51 persen (yoy). Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan inflasi IHK 2021 sebesar 1,87 persen (yoy) dan lebih tinggi dari sasaran 3,0±1 persen.
"Padahal target BI kita hanya 3 persen plus minus 1. Ini adalah kontribusi kenaikan BBM," imbuh Mulyanto.
Untuk itu, lanjut Mulyanto, demi meringankan beban masyarakat ia mendesak pemerintah untuk menurunkan harga BBM subsidi di Indonesia.
"Mohon kiranya pimpinan dapat mendorong dan mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan penurunan harga BBM bersubsidi," pungkas Mulyanto.
Asal tahu saja, saat ini harga Pertalite ditetapkan sebesar Rp10.000 per liter. Pemerintah dan PT Pertamina memutuskan tidak menurunkan harga pertalite meski harga minyak dunia sudah mengalami penurunan.
"Khusus solar dan pertalite harganya tetap. Kenapa? Karena ini yang disubsidi pemerintah dan besar sekali subsidinya," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Selasa 3 Januari.
Nicke Widyawati mengungkapkan alasan mengapa harga Pertalite tidak turun seperti yang dilakukan pada Pertamax. Harga Pertalite dan Solar tidak ikut diturunkan karena pemerintah sudah menyalurkan subsidi yang cukup besar untuk penjualan kedua BBM tersebut.
"Solar, Pertalite harganya tetap. Karena hari ini yang dibantu pemerintah besar sekali. Solar Rp6.800 per liter, padahal kalau kompetitor ini lebih dari dua kali lipat. Yang subsidi besar jadi Rp6.500-an, hampir sama (dengan harga jual)," ucap Nicke.