Harga Bitcoin turun 10% setelah mata uang Libra diawasi dengan ketat.
Harga mata uang Bitcoin kembali jadi perbincangan. Setelah dikabarkan naik, kini harga Bitcoin justru turun sebanyak 10 persen lebih. Penurunan tersebut terjadi selama akhir pekan ke level terendah selama dua minggu. Bukan tanpa alasan, penurunan harga Bitcoin disebabkan karena kekhawatiran pasar terhadap cryptocurrency yang tumbuh.
Pengawasan ketat terhadap Libra membuat harga Bitcoin turun
Dilansir dari Reuters, Bitcoin turun sebanyak 11,1 persen dari hari Jumat menjadi US$9.855 awal pembukaan, Senin (15/7). Penurunan tersebut menjadikan harga Bitcoin di posisi terendah sejak 2 Juli. Cryptocurrency merosot 10,4% pada hari Minggu. Penurunan harian terbesar kedua tahun ini dan ertahan hingga 1,3 persen pada US$10,319.
Penurunan Bitcoin terjadi pascapolitisi dan regulator keuangan di berbagai negara telah menyerukan pengawasan ketat terhadap mata uang Libra besutan Facebook. Pengawasan tersebut dilakukan karena mulai muncul kekhawatiran perlindungan konsumen dan privasi, hingga potensi risiko sistemiknya karena jangkauan sosial media Facebook.
Salah satu tanda AS mulai menaruh perhatian terhadap isu mata uang virtual adalah dibuatnya sebuah proposal. Proposal tersebut digunakan untuk mencegah perusahaan teknologi besar semacam Facebook agar tidak berfungsi sebagai lembaga keuangan sekaligus menerbitkan mata uang. Proposal tersebut juga telah diedarkan untuk dibahas oleh anggota parlemen Demokrat.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memang sempat mengkritik mata uang bitcoin, Libra, dan cryptocurrency lainnya. Ia menuntut perusahaan penerbit mata uang digital untuk mencari piagam perbankan sekaligus tunduk pada peraturan AS dan global jika mereka ingin menjadi bank atau lembaga keuangan.
Bitcoin awalnya mengabaikan Donald Trump. Namun sejak Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menyerukan penghentian proyek Facebook sampai masalah privasi hingga pencucian uang ditangani, justru membuat harga Bitcoin ikut merosot.
“Bersama-sama mereka telah meningkatkan risiko bahwa AS akan berusaha untuk menindak dengan cara tertentu,” kata Jamie Farquhar, manajer portofolio di perusahaan crypto NKB Group di London.
Salah satu negara yang menaruh perhatian terhadap Libra adalah Jepang. Jepang telah membentuk tim yang akan mengkaji dampak yang mungkin terjadi karena Libra pada kebijakan moneter dan regulasi keuangan.
Meskipun ada penurunan, bukan berarti Bitcoin akan selamanya terpuruk. Seperti yang diketahui, harga Bitcoin naik hampir 55% dalam sembilan hari setelah Facebook meluncurkan rencananya untuk Libra pada 18 Juni. Kenaikan Bitcoin saat itu menyentuh level tertinggi 18 bulan hampir US$14.000. Beberapa investor memiliki spekulasi bahwa Bitcoin justru bisa diterima secara luas.