Djawanews - Maskapai penerbangan papan atas, Emirates dilaporkan merugi pertama kali dalam 30 tahun. Laporan keuangan Emirates mengalami kerugian sebesar USD 5,5 miliar atau lebih dari Rp 77 triliun.
Seperti diberitakan detik Travel, Rabu 16 Juni, maskapai asal Uni Emirat Arab (UEA) ini mengalami masa rugi dari periode Maret 2020-Maret 2021.
"Karena dampak pandemi ke penerbangan dan sejumlah larangan perjalanan, maskapai melaporkan kerugian 20,3 miliar dirham (USD 5,5 miliar). Setelah tahun sebelumnya masih meraup keuntungan 1,1 miliar dirham (USD 288 juta)," demikian pernyataan Emirates yang dikutip dari AFP.
Maskapai ini sempat melakukan penghentian operasional secara temporer. Saat itu Emirates melaporkan penurunan pendapatan sampai 66 persen alias USD 8,4 miliar.
Pada periode tersebut penumpang Emirates hanya 6,6 juta saja. Angka ini melorot 88 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
"Kami terhantam keras dari penurunan permintaan untuk penerbangan internasional. Karena banyak negara menutup perbatasan mereka dan melakukan pembatasan ketat kedatangan penerbangan dari luar negeri," demikian pernyataan Chairman dan CEO Emirates, Sheikh Ahmed bin Saeed Al Maktoum.
Emirates telah menerima suntikan ekuitas senilai USD 3,1 miliar dari Pemerintah Dubai. Dana tersebut termasuk USD 2 miliar yang mereka ungkapkan di tahun lalu.
Kini Emirates lagi gencar-gencarnya menggelar promo penerbangan ke sejumlah negara. Harganya mulai dari Rp 5 jutaan. Kamu bisa menikmati penawaran penerbangan ke semua rute di jaringan global Emirates dengan harga pulang pergi mulai dari Rp 5.572.000 di Kelas Ekonomi atau Rp 26.874.000 di Kelas Bisnis.