Djawanews.com – Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Maritim dan Investasi, Safri Burhanuddin mengungkapkan kebutuhan garam di Indonesia tahun ini ditaksir mencapai 4,5 juta ton.
Peningkatan kebutuhan garam ini tak lepas dari meningkatnya kebutuhan industri di Tanah Air. Menyiasati hal tersebut, peningkatan produksi garam pun terus dilakukan. Antara lain dengan perluasan lahan garam yang mencapai hingga lebih dari 30 ribu hektare.
Pemerintah mendorong intensifikasi garam
Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah meminta PT Garam (Persero) untuk meningkatkan produktivitas dengan menggunakan metode penggaraman yang lebih modern.
“Kami sudah sampaikan ke PT Garam, umur mereka sudah lebih dari 75 tahun, kami minta pergaraman tidak lagi dilakukan secara tradisional,” ujar Safri Burhanuddin seperti dikutip Djawanews dari Antara.
Jika metode tradisional hanya menghasilkan 50-60 ton per ha per tahun, intensifitas garam diklaim dapat menghasilkan 100-150 ton per ha.
“Kalau punya 30 ribu ha, dengan produksi 100-150 ton, seharusnya kita bisa swasembada,” jelas Safri.
Tak hanya itu, pemerintah juga terus berupaya untuk menekan impor garam dengan mendorong produksi tanpa lahan garam seperti menggunakan metode pemanfaatan PLTU batu bara di Cilegon, Banten.