Djawanews.com – Setelah dikabarkan ditinggalkan investor dari Rusia, proyek kereta api di Kalimantan Timur (Kaltim) menyatakan siap menerima pemodal baru. Tak berselang lama, pemerintah Kaltim menyatakan bahwa proyek yang dibangun untuk keperluan batu bara itu dilirik pemodal China.
Kepala Biro Humas Kalimantan Timur (Kaltim) Muhammad Syafranuddin menjelaskan, para investor dari Negeri Tirai Bambu itu menyatakan ketertarikannya pada bulan Januari lalu.
“Perusahaan jasa konstruksi asal Tiongkok, China Railway Liuyuan Group Co, Ltd (CRL) menyampaikan keinginannya untuk menggelontorkan investasi di bidang infrastruktur di Kaltim,” kata Syafranuddin yang dikutip dari Bisnis, Selasa, (21/7/2020).
“Bulan Maret lalu, tanggal 18 Maret 2020 akhirnya tim China tidak datang karena Covid-19,” katanya.
Gubernur Kaltim Isran Noor sebelumnya juga mengatakan bahwa banyak pemodal yang tertarik dengan proyek pembangunan KA di wilayahnya. namun Isran tak menyebutkan siapa saja investor yang menyatakan ketertarikannya.
“Apabila nantinya Tiongkok jadi atau tertarik maka akan diberikan kemudahan pelayanan,” ungkap Isron.
Sebagai informasi, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) menyatakan bahwa proyek KA Kaltim ini adalah proyek pembangunan ular besi jalur tunggal sepanjang 203 km. Pembangunan ini bernilai Rp53,3 triliun.
Jalur ini akan dibangun di empat kabupaten dan kota yang meliputi Kutai Barat, Paser, Penajam Paser, dan Balikpapan. Ke depannya, di sepanjang jalur akan dibangun infrastruktur pendukung seperti stasiun, dermaga batubara, pelabuhan, dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 15 MW.
Terkait kabar dapat lirikan dari pemodal China, belum ada pertemuan lebih lanjut antara pihak terkait dengan CRL. Namun, Syafranuddin sempat mengatakan bahwa CRL sebelumnya sudah melakukan presentasi di Kantor Kaltim.