Djawanews.com – Wakil Menteri Transportasi Datuk Henry Sum Agong menyatakan pemerintah Malaysia tidak akan mengizinkan layanan ojek online. Ia mengutip angka kematian pengendara sepeda motor dan pembonceng di Malaysia.
Henry mengatakan statistik kecelakaan di jalan yang diberikan polisi menjadi pertimbangan diambilnya keputusan tersebut.
Menjawab pertanyaan Anggota Parlemen (MP) Julau Larry S'ng, Henry mengatakan, dari angka kecelakaan lalu lintas 2019, ada lebih dari 3.900 kematian akibat kecelakaan sepeda motor dari total kematian di jalan 6.167, atau 64 persen.
"Ini memperhitungkan risiko keselamatan dan kecelakaan lalu lintas yang sangat tinggi di antara pengendara dan pembonceng di Malaysia," kata Henry, mengutip The Malay Mail, Selasa, 16 November.
Sementara itu, S'ng dan Muar MP Syed Saddiq Syed Abdul Rahman bertanya mengapa Malaysia tidak mengikuti model bike ride-hailing (ojek online) yang digunakan di negara tetangga Thailand dan Indonesia.
Namun Henry menolak untuk menjawab pertanyaan anggota parlemen, dengan mengatakan bahwa pemerintah selalu mencari hal-hal positif terkait ride-hailing.
Sebagai informasi, layanan ojek online, Gojek dan Dego, diberi izin untuk beroperasi di Malaysia di bawah inisiatif Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq.