Djawanews.com – Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa dampak pandemi Covid-19 membuat pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kemiskinan naik.
“Beberapa hal yang menjadi catatan adalah Covid-19 ini juga berdampak pada mereka yang terkena PHK meningkat. Data kemarin dari Kemenaker naik menjadi 2,1 juta, pekerja migran itu 34.100 itu dipulangkan dan yang masih di datanya 1,4 juta. Kita melihat tingkat kemiskinan dari 9,41 menjadi 9,78 persen,” kata Menko Airlangga, Jakarta, Rabu (12/8).
Meski demikian, Airlangga mengungkapkan bahwa berdasarkan sejumlah indikator ekonomi, ada tanda-tanda perbaikan setelah pemerintah menerapkan adanya kenormalan baru. Pertama adalah dari sektor otomotif yang disebut menggeliat meski kecil.
“Kalau kita lihat dari situasi yang ada beberapa hal sudah menunjukkan bahwa sudah ada kenaikan dan geliat di masa normal baru ini. PMI berangsur bergerak 46,9. Sektor otomotif sudah mulai ada demand kendaraan dan sektor ritel mulai naik negatif 20 ke negatif 14,” jelasnya.
Selain itu indeks keyakinan konsumen juga mengalami peningkatan. Selain di sektor otomotif, permintaan dan penjualan semen juga meningkat. Hal ini diartikan sebagai adanya kegiatan ekonomi dari masyarakat yang dapat mengurangi tingkat pengangguran.
“Indeks keyakinan konsumen ke 83, penjualan semen juga sudah meningkat 6 persen dan inflasi year on year masih terkendali meskipun velotile foodnya turun tapi administered price sudah mulai agak naik,” katanya.
Saat ini pemerintah masih berupaya memulihkan ekonomi tanpa mengabaikan faktor kesehatan. Airlangga juga mengatakan bahwa saat ini pemerintah punya dua fokus dalam menangani dampak pandemi Covid-19. Fokus pertama adalah menjaga kesehatan masyarakat, kedua adalah terkait mata pencaharian penduduk.