Djawanews.com – Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko ingin melibatkan masyarakat miskin dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Alih-alih hanya menjadi penerima manfaat, masyarakat miskin didorong untuk berperan sebagai pemasok dalam program tersebut.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Budiman akan memberikan masyarakat miskin akses yang lebih mudah terhadap modal usaha. Ia berencana bekerja sama dengan berbagai industri dan lembaga keuangan untuk memfasilitasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi kelompok masyarakat ini.
"Orang miskin menjadi supplier, tapi tentu saja kita sediakan akses, aset, sehingga kemudian dapat KUR (Kredit Usaha Rakyat) dipermudah. Saya akan bicara dengan perbankan, saya akan juga kepada Permodalan Nasional Madani (PNM) agar memberikan KUR," kata Budiman dilansir ANTARA, Selasa, 22 Oktober.
Ia menyebutkan dalam mengentaskan kemiskinan beragam program pemerintah dapat dimanfaatkan, salah satunya ialah melalui Program MBG.
Nantinya masyarakat miskin yang memang menjadi penerima Program MBG ditargetkan Budiman bisa terlibat dalam rantai pasok penyediaan bahan makanan untuk inisiatif yang masuk ke jajaran "Delapan Program Hasil Terbaik Cepat" itu.
Meski belum memiliki data yang pasti mengenai jumlah masyarakat miskin di Indonesia, Budiman memasang target yang cukup besar dalam pemberdayaan masyarakat miskin di Program MBG.
"Minimal 50 persen orang miskin yang jadi supplier," katanya.
Sebelumnya setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan Budiman Sudjatmiko menyatakan komitmennya memberdayakan masyarakat yang masuk dalam kategori miskin sebagai salah satu cara mempercepat pengentasan kemiskinan di Indonesia.
"Jadi pengentasan kemiskinan bukan sekadar menyembuhkan symptom atau gejalanya, bukan menanggulangi, tapi mengentaskan. Bukan sekadar ngasih uang tunai, tapi harus ada pemberdayaan, pembangunan inklusif mulai dari sektor industri, juga kebijakan-kebijakan investasi," kata Budiman di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa.
Budiman mengatakan pemberdayaan masyarakat miskin itu nantinya tidak hanya berfokus pada pemberian bantuan ekonomi secara langsung, tapi juga meningkatkan kapasitas masyarakat sebagai sumber daya manusia sehingga nantinya mereka dapat mengelola produk yang berpotensi meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dia mencontohkan pemberdayaan bisa dilakukan salah satunya melalui pelatihan kompetensi untuk mengelola koperasi atau mendorong pelatihan teknologi dalam bentuk upskilling dan reskilling.