Setevia selain baik untuk penderita diabetes, ternyata budidaya tanaman stevia juga menggiurkan.
Diabetes merupakan penyakit dengan resiko paling mematikan. Diabetes sendiri diakibatkan oleh konsumsi gula berlebih. Stevia kini menjadi diminati sebagai pengganti gula, selain itu budidaya tanaman stevia juga menghasilkan omzet besar.
Budidaya Tanaman Stevia di Tengah Kesadaran Hidup Sehat
Diabetes yang memiliki risiko tinggu tentu membuat masyarakat mulai sadar dan menerapkan gaya hidup sehat. Kini muncul tren mencari alternatif pemanis pengganti gula, salah satunya melalui daun manis atau stevia.
Stevia merupakan tanaman asli Amerika Latin yang dapat dibudidayakan di Indonesia. Dilansir dari kontan.co.id, di Indonesia terdapat petani stevia yang sukses melakukan budidaya yaitu Ayi Rohmat asal Desa Cibodas, Kabupaten Bandung.
Bersama Kelompok Tani Mulyasari Cibodas, Rohmat mulai menanam tanaman stevia sejak tahun 2010 pada lahan seluas satu hektar. Sebelumnya di daerah Cibodas sendiri mayoritas ditanami oleh teh, kemudian Rohmat menanam stevia dengan sistem tumpang sari di sela-sela tanaman teh.
Kerena jumlah permintaan yang meningkat pada tahun 2011, Rohmat mulai fokus menanam stevia tidak dengan sistem tumpang sari. Dengan lahan seluas satu hektar, Rohmat mengaku dapat memanen enam sampai delapan ton daun stevia kering dalam setahun.
Dalam waktu setahun satu hektar lahan dapat menghasilkan 60—80 ton daun stevia basah, dengan perhitungan satu kilogram (kg) daun stevia kering yang berasal dari 10 kg daun stevia basah.
Daun stevia kering di pasaran memiliki harga yang mahal, satu kg daun stevia kering dihargai Rp 40.000—Rp 50.000 per kg. Sehingga Rohmat dalam waktu satu tahun dapat mendapatkan omzet Rp 200 juta—Rp 300 juta. Namun baru-baru ini daun stevia semakin naik daun, dan mempunyai harga jual Rp 100.000—Rp 150.000 per kg.
Daun stevia yang memiliki banyak permintaan membuat pasokan bibit stevia menjadi menipis. Hal tersebut yang dimanfaatkan oleh Muhammad Solihin yang menjual bibit tanaman stevia di Semarang.
Sejak tahun 2014 Solihin sudah mulai menekuni usahanya menjual bibit stevia, lantaran permintaan bibit stevia meningkat mencapai 20% hingga 30% per tahun.
Solihin mengaku jika pelanggannya dari berbagai kalangan, dan banyak yang digunakan untuk konsumsi sendiri dan ditanam di halaman rumah. Selain itu juga terdapat pembeli dalam jumlah banyak yang menyebar di seluruh Indonesia.
Di pasaran harga satu bibit tanaman stevia dengan ukuran 10 cm15 cm dihargai Rp 10.000—Rp 15.000. bagi Anda yang tertarik melakukan pembibitan, jangan khawatir, budidaya yang dilakukan Solihin hanya pada lahan seluas 300 meter persegi (m²).
Solihin dengan lahan tersebut dapat menghasilkan sekitar 10.000 bibit sampai 12.000 bibit tanaman stevia setiap tiga bulan sekali. Wah, banyak juga ya omzet yang didapatkan dari budidaya tanaman stevia?