Djawanews.com – Bank Indonesia (BI) meningkatkan batas penukaran uang baru Lebaran 2025 menjadi Rp4,3 juta per orang, naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp4 juta. Kenaikan ini dilakukan karena tingginya permintaan masyarakat akan uang baru menjelang Idul Fitri.
"Karena memang ada minat penukaran, kita akan menaikkan nilai penukarannya dari Rp4 juta ke Rp4,3 juta," kata Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu 19 Februari.
Doni mengatakan bahwa kebutuhan uang tunai selama momen Idul Fitri biasanya menyerap hampir 25 persen dari seluruh kebutuhan uang kartal selama setahun. Namun kesiapan uang cash di momen Lebaran tahun ini berkurang dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp197,6 triliun. Lantaran Bank Indonesia melihat adanya peluang perluasan transaksi digital.
Doni Primanto Joewono juga menyebutkan bahwa uang yang akan diedarkan tersebut lebih tinggi 4,55 persen dibandingkan periode ramadan tahun lalu yang sebesar Rp 189 triliun.
Doni menjelaskan pada periode Lebaran 2025, BI akan menyiapkan menyiapkan uang tunai Rp180,9 triliun guna memenuhi kebutuhan penukaran uang. Jumlah tersebut turun 1,6 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp183,8 triliun. Penurunan jumlah tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perluasan penggunaan non-tunai di masyarakat.
Doni juga mengatakan bahwa untuk mengurangi antrean panjang dalam penukaran uang, BI akan meniadakan layanan penukaran uang secara langsung alias go show pada tahun ini. Penukaran uang harus dilakukan dengan memesan terlebih dahulu melalui situs PINTAR, yakni https://pintar.bi.go.id/.
"Untuk mengurangi crowded (keramaian), kami tidak lagi terima gross, istilahnya jadi orang datang langsung (menukar uang) tanpa (mendaftar online) gitu (tidak bisa), tapi diwajibkan masuk ke aplikasi pintar kami, pintar.bi.go.id, jadi nanti semua bisa rapi dan informasinya bisa jelas di sana,” ujar Doni.
Bank Indonesia (BI) akan menyebar uang cash atau tunai sebanyak Rp180,9 triliun di momen Ramadan dan Lebaran 2025. Kick off pendistribusian uang kartal tersebut akan dimulai sejak 3 Maret 2025 sampai dengan 27 Maret 2025.
"Kami akan memulai distribusi uang tunai kick off-nya 3 Maret, jadi 3 sampai 27 Maret," kata Doni.
Doni mengatakan penukaran uang tunai akan dilakukan melalui tiga layanan. Pertama, layanan keliling reguler di mana BI mendatangi tempat-tempat ibadah seperti masjid. Layanan kedua adalah penukaran uang di 4.000 titik bersama perbankan.
"Ketiga, kita sebut layanan tematik, jadi misalnya kantor ini ada bazar Ramadhan kita juga bisa datang ke situ," katanya.
Program Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (Serambi)
Meskipun menurunkan jumlah peredaran, Doni tak memungkiri jika tradisi Lebaran di Indonesia identik dengan uang tunai sehingga Bank Indonesia siaga menyiapkan program Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (Serambi).
BI akan melakukan tiga program, yaitu melalui layanan keliling reguler ke tempat ibadah seperti masjid, layanan bersama perbankan di tempat keramaian semisal Monas, hingga melalui layanan tematik dengan mendatangi kegiatan bazaar di perkantoran.
"Nanti bersama perbankan itu di 4.000 titik, termasuk dengan BI 1.200 titik. Jadi nanti kita juga ada di tol," ujar Doni.
"Tentu ini sudah memperhitungkan berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan akseptasi digital, artinya persentasenya sudah kita pertimbangkan dengan non tunai," kata Doni lagi beberapa waktu lalu.
Doni mengungkapkan bahwa alasan dinaikkannya porsi peredaran uang pada Hari Raya Idul Fitri nanti mengacu pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang masih positif tumbuh dikisaran 5 persen dan penggunaan keuangan digital yang semakin masif.
"Jadi, akhirnya kita pertimbangkan untuk menaikkan sekitar 4,65 persen," ujarnya.
Penukaran uang baru Lebaran 2025 tersebut biasanya akan menjadi tren tersendiri karena tradisi pemberian THR (Tunjangan Hari Raya) saat berkumpul bersama keluarga pada momen Lebaran di Indonesia.