Pemerintah Indonesia baru saja mendapatkan dana segar dari Bank Dunia sebesar 160 juta dolar AS atau senilai Rp 2,24 triliun (dengan asumsi per dolar AS dibanderol Rp 14.000,-).
Dana tersebut akan dialokasikan untuk program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP). Program ini akan meningkatkan ketangguhan Indonesia menghadapi bencana alam melelaui pendekatan yang menyeluruh.
Pelaksana Direktur Wilayah Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Rolande Pryce mengatakan, bencana alam akan memberikan dampak yang nyata terhadap ekonomi masyarakay, dan dapat menjadikan masyarakat miskin dan rentan menjadi semakin miskin.
“Investasi infratruktur dan pemulihan sosial akan membantu sejumlah pihak yang berwenang untuk mencukupi kebutuhan mereka yang terkena bencana,” ungkap Pryce melansir CNN Indonesia, Kamis (28/11/2019).
Dukungan dari Bank Dunia dialokasikan untuk manajemen risiko bencana
Masih dari Pryce, dana investasi ini akan dimanfaatkan untuk investasi prioritas di sektor kebencanaan dengan memperkuat layanan peringatan dini geofisika.
Program tersebut diyakini dapat meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam menghadapi bencana alam.
Selain itu, dana pinjaman juga akan dialokasikan untuk melengkapi prioritas pemerintah lain soal pembiayaan dan asuransi risiko bencana, investasi untuk infratruktur perkotaan, dan pemulihan pasca bencana.
Sokongan Bank Dunia terhadap manajemen risiko bencana merupakan bagian penting dari Kerangka Kerja Sama Negara Kelompok Bank Dunia di Indonesia dengan fokus pada prioritas pemerintah untuk mengembangkan infratruktur termasuk mengurangi risiko bencana.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo manyatakan, investasi pada sistem peringatan dini ini merupakan langkah untuk menghadapi ancaman kebencanaan serta memperkuat sistem manajemen darurat untuk kesiapsiagaan bencana.
“Melalui program ini (IDRIP) kami akan membangun sistem manajemen risiko bencana nasional,” ujar Doni.
“Di saat yang sama kami juga akan memberdayakan pemerintah daerah dan mayarakat untuk menggunakan inovasi terbaru agar mereka lebih siap menghadapi bencana alam,” ungkap Doni.
Ia melanjutkan, dengan dana investasi ini, IDRIP akan memerpkuat kegiatan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat, meningkatkan sistem manajemen darurat dan beralih untuk layanan informasi dini berbasis dampak untuk membuat keputusan dengan lebih baik serta meningkatkan kapasitas institusi yang terlibat.
Dana pinjaman dari Bank Dunia juga akan dipergunakan untuk memperbaiki dan meremajakan fungsi peringatan dini, termasuk peralatan yang rusak di berbagai daerah yang terkena bencana.