Djawanews.com – Saat ini pemerintah melalui Kementrian Pertanian (Kementan) menggalakkan program “food estate” yang diadakan di Kalimantan Tengah. Apa itu food estate?
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Edi Santosa menjelaskan terkait megaproyek pemerintah tersebut. Menurutnya kunci keberhasilan proyek tersebut dapat ditinjau dari beragam aspek, khususnya ekonomi, sosial, dan ekologi.
"Jangan sampai ketika Indonesia memperingati kemerdekaan ke-100 justru terperangkap krisis pangan karena proyek 'food estate' tidak mempertimbangkan keberlanjutannya, baik keberlanjutan ekologi, sosial, maupun ekonomi," jelas Edi, (15/9).
Edi menjelaskan food estate adalah proyek pemerintah untuk meningkatkan areal penanaman komoditas pertanian yang dapat meningkatkan kuantitas pangan nasional. Kemudian Edi juga menyarankan agar program tersebut dibangun dengan landasan yang kuat.
"Lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga harus diikutkan supaya bisa memberikan peran di dalamnya," jelas Edi. Selain itu, Edi menyarankan agar program tersebut didukung dengan teknologi yang memadai seperti transportasi dan teknologi operasional.
Selain teknologi, food estate juga harus didukung SDM yang memadai agar proyek efisien dan berhasil. "SDM adalah komitmen jangka panjang. Kita bisa mengirimkan pemuda terbaik setempat untuk belajar di perguruan tinggi terbaik di Indonesia agar nanti bisa menjadi agen perubahan, motivator sekaligus penggerak bagi komunitasnya," ungkap Edi.
Terakhir, Edi menjelaskan jika food estate haruslah fleksibel. "Ada daerah yang genangannya terlalu dalam sehingga tidak memungkinkan ditanami padi, maka bisa dimanfaatkan untuk perikanan. Jangan dipaksakan padi, bila lebih cocok untuk peternakan, maka bisa digunakan untuk peternakan," imbuhnya.
Selain penjelasan mengenai food estate, jangan lupa simak perkembangan dunia bisnis dalam dan luar negeri selengkapnya hanya di Warta Harian Djawanews.