Djawanews.com – Kenyamanan fleksibelitas dalam bekerja selama WFH (work from home) mulai menunjukkan pengaruhnya. Salah satunya di Amerika serikat yang mencatat rekor terbaru dengan 4,3 juta orang memilih berhenti kerja pada Agustus 2021, mengutip laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS).
Angka tersebut merupakan tingkat berhenti kerja tertinggi sejak 2000. Tercatat ada kenaikan sekitar 242.000 orang dibanding bulan Juli. Peningkatan itu terjadi terutama di bidang akomodasi dan layanan makanan, perdagangan grosir, serta pendidikan negara bagian dan lokal.
Ada beberapa alasan para pekerja tersebut memilih berhenti bekerja. Ada yang menuntut gaji lebih tinggi, kondisi kerja yang lebih baik, dan pengaturan kerja yang lebih fleksibel.
"Jika Anda tidak senang dengan pekerjaan Anda atau menginginkan kenaikan gaji, di lingkungan saat ini cukup mudah untuk mencari pekerjaan baru. Kami melihat orang-orang memilih itu," kata Kepala Ekonom PNC, Gus Faucher, mengutip CNN.
Keadaan itu menyebabkan perusahaan akhirnya pontang-panting mencari kandidat baru. Lowongan pekerjaan tetap berada pada angka 10,4 juta pada akhir Agustus 2021.
Namun jumlah lowongan pekerjaan tersebut terbilang menurun jika dibandingkan dengan bulan Juli yang mencapai 11,1 juta.
Kepala Ekonom di RSM, Joe Brusuelas menyebut momen ini sebagai zaman keemasan bagi pekerja. Banyak pekerja yang menyadari bahwa mereka punya daya tawar tinggi.