Yayasan Bumi Hijau Indah alias YBHI baru saja meresmikan pusat riset dan rehabilitasi terumbu karang di dekat PLTU Celukan Bawang pada Senin (25/11/2019).
Peresmian pusat riset tersebut ditandai dengan pemotongan pita oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, dilanjutkan dengan peninjauan gedung penelitian yang di dalamnya terdapat sejumlah aquarium dan bak yang berisikan terumbu karang.
Pendirian pusat rahabilitasi terumbu karang ini merupakan hasil kerjasama antara YHBI dan PT General Energi Bali selaku investor utama pembangkit listrik berbasis tenaga uap yang berada di Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali.
Kondisi laut di Celukan Bawang disukai oleh terumbu karang
Peneliti sekaligus Ketua Yayasan Bumi Hijau Indah I Nyoman Dodik Prasetya mengatakan, kondisi terkini lautan di Celukan Bawang ternyata menjadi tempat yang digemari oleh terumbu karang untuk tumbuh.
Hal ini didasarkan dari Riset Kondisi Biofisik dan Sosial Ekonomi Pesisir Pulau Bali yang dilakukan oleh YBHI sejak 2015 lalu.
Hasil penelitian menunjukkan, Lautan Celukan Bawang mempunyai tutupan karang dengan kategori sedang dan bagus.
Para peneliti melakukan riset terhadap ekosistem terumbu karang dengan kedalaman 3 sampai 10 meter dengan metode Reef Health-Point Intercept Transect alias metode untuk memantau substrat dasar perairan.
Hasilnya, kawasan tersebut ternyata memiliki tutupan kawang dengan kategori sedang hingga baik.
Riset tersebut juga menunjukkan hasil tutupan karang hidup di setiap pos-pos penelitian, seperti di Pos Celukan Bawang I sebesar 29,3 persen dengan kategori sedang. Sementara itu, di Pos Celukan Bawang II sebanyak 60,8 persen dengan kategori bagus.
Di sisi lain, peneliti YBHI juga menemukan beberapa biota laut baru di perairan Celukan Bawang.
“Ada beberapa spesies baru yang belum ada di buku identifikasi secara umum. Artinya, belum ditemukan di tempat lain,” kata Dodik, melansir Bali.Tribunnews.com, Senin (25/11/2019).
Ia memprediksi, usia terumbu karang tersebut berkisar 4 sampai 5 tahun dipengaruhi oleh beberapa faktor.
“Dengan stabilnya roda pembangunan, arus yang baik, panas yang stabil, ternyata membuat terumbu karang dapat tumbuh menjadi lebih baik,” ungkap Dodik.
Adapapun biota laut baru yang hanya dapat ditemukan di Perairan Bali, tepatnya di kawasan Pantai Candidasa, Karangasem bernama Uephyllia Baliensis. Terumbu karang ini juga ditemukan di Lautan Celukan Bawang.
“Jenis terumbu karang endemik itu juga ditemukan di sini,” tambahnya.
Ketua YBHI mengungkapkan, hamparan terumbu karang dapat ditemukan di Perairan Celukan Bawang kurang lebih 300 sampai 500 meter dari garis pantai.