Yayasan Bumi Hijau Indah hari ini (25/11/2019) diresmikan di Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, Bali.
Pelestarian alam guna kelangsungan hidup manusia di masa depan adalah isu yang bergulir terus menerus. Menjawab tantangan tersebut, Yayasan Bumi Hijau Indah (YBHI) didirikan.
Memang alam dan segala keanekaragaman hayatinya lambat laun semakin menua dan membutuhkan perhatian khusus. Hal tersebut adalah pekerjaan bersama umat manusia di masa depan. Lantas apa saja peran konkrit manusia yang harus dilakukan?
Jaga Alam, Yayasan Bumi Hijau Indah Lakukan Sinergi
Kepedulian terhadap upaya melakukan pelestarian alam adalah hal yang menjadi dasar berdirinya YBHI. Selain itu fokus utama YBHI saat ini adalah pada pelestarian dan rehabilitasi terumbu karang.
Bertujuan merehabilitasi terumbu karang, YHBI melakukan kerja sama dengan PT General Energy Bali yang memiliki visi dan misi yang sama, yaitu untuk menjaga keanekaragaman hayati.
Bentuk sinergi lembaga pelestarian lingkungan dengan perusahaan pengelola energi, sesuai dengan slogan yang diusung YBHI dalam peresmiannya, yaitu “Mengolah Energi, Merawat Bumi”.
Peresmian yang dihadiri langsung oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana tersebut, YBHI memiliki rencana terdekat yaitu untuk fokus dalam pelestarian biota laut melalui rehabilitasi terumbu karang.
Para pengunjung dan tamu yang datang dalam peresmian YBHI akan dimanjakan dengan beberapa sampel dari biota laut, khususnya terumbu karang. Hal tersebut sekaligus dapat menambah wawasan baru tentang metode konservasi dan pentingnya menjadi biota laut.
Provinsi Bali, khususnya pemerintah Buleleng saat ini memang sedang gencar-gencarnya melakukan perestarian dan konservasi alam. Hal tersebut dibuktikan dengan berbagai agenda yang mengusung kepedulian terhadap kelestarian alam.
Komitmen Kabupaten Buleleng dalam Menjaga Alam
Sebelumnya pada tanggal 21—24 November 2019 telah berlangsung acara Buleleng Bali Dive Festival (BBDF 2019), yang ditujukan sebagai ajang promosi Kabupaten Buleleng dalam memperkenalkan wisata baharinya. Putu Agus Suradnyana yang juga menghadiri kegitan tersebut mendukung penuh perkembangan wisata di Buleleng.
BBDF sendiri sudah memasuki tahun ke empat diadakan, dan bertujuan konservasi terhadap terumbu karang. Hal tersebut tentu akan menarik para penyelam lokal maupun mancanegara untuk berwisata bahari di Pulau Dewata.
Berbagai kegiatan konservasi alam di Bali, khususnya Buleleng membuktikan peran serta dilakukan oleh berbagai pihak. Mulai dari pihak swasta hingga pemerintah yang mendukung upaya tersebut.
Baik acara BBDF dan juga peresmian Yayasan Bumi Hijau Indah merupakan angin segar yang mengajak masyarakat turut serta dalam menjaga alam. Jika bukan kita yang memulai, siapa lagi?