Djawanews - Sebuah surat dikirim BNPB kepada 30 kepala daerah tingkat provinsi. Intinya, mereka wajib waspada dengan kehadiran potensi bibit siklon tropis 94W dan segera diminta menyiapkan langkah-langkah kesiapsiagaan.
Surat ini dikirim kepada wilayah administrasi setingkat provinsi, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
BMKG mendeteksi potensi bibit siklon tropis 94W di Samudera Pasifik dari timur laut Papua. BMKG khawatir ini berpotensi menguat menjadi siklon tropis dalam seminggu ke depan.
Bibit siklon tropis ini akan memengaruhi bagian utara Indonesia, khususnya daerah timur seperti Sulawesi, Kepulauan Maluku, Papua Barat, Papua serta beberapa daerah lain di Indonesia. Buntutnya, bisa terjadi hujan lebat hingga sangat lebat disertai angin kencang dan tinggi gelombang mulai 13-19 April 2021.
Dengan adanya peringatan dini, seluruh wilayah yang bakal dilewati siklon tropis itu bisa bersiap-siap. Dan paling penting, merekomendasikan beberapa langkah kesiapsiagaan terhadap peringatan dini ini.
BNPB meminta kepala daerah bisa mewaspadai potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, dan hujan es. Termasuk dampaknya, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang maupun jalan licin.
BNPB juga meminta koordinasi antar dinas terkait dan aparatur untuk kesiapsiagaan. Untuk mencegah dampak yang mungkin timbul. Koordinasi menyasar pada komunikasi risiko yang ditujukan kepada masyarakat mengenai potensi bahaya untuk menjauh dari lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon tumbang atau tepi pantai, khususnya warga yang bermukim di wilayah risiko tinggi.
Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan menjelaskan, koordinasi untuk menyiapkan dan mengelola seluruh sumber daya manusia, logistik, peralatan, penyiapan sarana dan prasarana untuk penanganan keadaan darurat. Termasuk persiapan fasilitas layanan kesehatan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.
“Mengaktifkan tim siaga bencana untuk memantau lingkungan sekitar akan gejala awal terjadinya banjir bandang, longsor, angin kencang atau pun gelombang tinggi,” beber Lilik.
Lilik juga meminta adanya pemantauan ruang udara dan kondisi bandar udara secara terus menerus berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Airnav untuk menerbitkan informasi peringatan, berupa Sigmet dan Aerodrome Warning.