Djawanews - Ini adalah kisah Anies Baswedan saat berkuliah di Washington, Amerika Serikat tahun 1998 lalu. Gubernur DKI itu pernah memimpin demo mengkritik rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
Anies Demo Soeharto
Seperti diwartakan dari Kumparan, demo yang dilakukan Anies kala itu sejatinya tidak berjalan optimal. Dia lupa menghitung perbedaan waktu antara Indonesia dan Amerika.
Pada saat demo, Anies menuturkan, dia sama sekali tak mengetahui apa semua tuntutan dari mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat didengar. Mengingat ada perbedaan waktu yang cukup jauh antara Indonesia dan Amerika Serikat.
"Jadi kita demo di sana memprotes menurunkan Suharto tanpa tahu Suharto sudah turun atau belum (di Indonesia). Tidak ada yang tahu, jamnya kan beda. Jadi sesudah selesai dikasih tahu 'sudah turun Pak Harto'," lanjut dia.
"Yang kita lakukan masuk ruangan, cari foto Pak Harto dan kita turunkan. Saya yang nurunin di Kedutaan Indonesia," ucap Anies.
Anies Puji Soeharto
23 tahun kemudian setelah kejadian itu, Anies adalah Gubernur DKI. Bahkan dia digadang-gadang jadi salah satu calon presiden potensial untuk Pilpres 2024 mendatang.
Di tengah kesibukannya, Anies Baswedan masih menyempatkan diri datang ke acara syukuran 100 tahun kelahiran mantan Presiden Soeharto di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Selasa (8/6). Acara itu juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Bagi Anies yang sekarang, Soeharto adalah pemimpin yang teruji kematangannya. Mental Soeharto begitu stabil dalam menghadapi persoalan.
Anies juga memuji program-program bermanfaat peninggalan Soeharto, seperti pembangunan Puskesmas secara masif, pembangunan sekolah, dan program lainnya yang dianggap sangat bermanfaat hingga saat ini.
Anies pun berharap seluruh masyarakat Indonesia dapat meneruskan keteladanan dari sosok Soeharto.
"Semoga di dalam kita meneruskan perjuangan bangsa mengambil hikmahnya, mengambil keteladanan dari Pak Harto," tandasnya.