Djawanews.com – Selama pandemi Covid-19, ekonomi masyarakat Yogyakarta sangat terdampak. Hal ini yang membuat Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih yakin bahwa angka kemiskinan di wilayahnya meningkat.
Meski ia sendiri belum mengantongi data penduduk miskin yang valid terkait peningkatan tersebut, ia meyakini hal tersebut dilihat dari sektor produktivitas yang menurun. Halim mengatakan, data tentang tingkat kemiskinan sebenarnya dikelola oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Namun, sampai hari ini BPS belum mengeluarkan data kemiskinan di Kabupaten Bantul.
“BPS belum mengeluarkan hasil survei kemisikan terbaru, tetapi saya yakini kemiskinan menaik,” kata Halim, Senin (27/7/2020).
Meningkatnya kemiskinan, kata Halim, bisa dilihat dari indikator pertumbuhan ekonomi yang negatif. Produksi tahun 2020 juga dinilai lebih kecil dari angka produksi tahun sebelumnya. Hal tersebut berimbas pada banyaknya PHK dan perumahan pekerja.
Di akhir 2019, Halim mengatakan bahwa data kemiskinan di Bantul sejumlah 13%. Ia meyakini tahun bahwa angka tersebut pasti meningkat. Adanya Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2021 dinilai jadi salah satu cara untuk memulihkan ekonomi masyarakat.
Anggaran pemerintah ke depannya juga akan dialokasikan untuk memulihkan ekonomi, baik dari sektor perdagangan, industri, hingga ekspor dan impor. Selain itu upaya mengatasi pengangguran korban PHK juga akan dilakukan.
“Setiap kali terjadi goncangan krisis itu kesenjangan pasti terjadi,” jelas Halim.
Halim juga mengakui saat ini di wilayahnya terdapat kesenjangan sosial yang disebabkan karena goncangan ini. Meski demikian ia bersyukur masih ada budaya gotong royong di dalam masyarakat Bantul. Pasalnya, sampai saat ini banyak ditemukan posko ketahanan pangan di berbagai pedukuhan Bantu.