Dilansir dari blog.netray.id: Dalam waktu dekat, masa jabatan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan berakhir. Yang artinya posisi pemimpin tertinggi angkatan bersenjata Indonesia harus mendapat pengganti yang baru. Wacana pergantian panglima TNI kerap menarik perhatian publik karena tugas dan tanggung jawab yang harus diemban. Panglima TNI harus memimpin organisasi terbesar di dalam negeri dengan fungsi menjaga kedaulatan nasional.
Meski tanggung jawab memilih Panglima TNI yang baru adalah hak dan tugas DPR dan presiden, masyarakat kerap memiliki penilaian tersendiri terkait siapa yang memiliki kualitas kepemimpinan terbaik. Biasanya hal ini diwakilkan oleh lembaga-lembaga riset dan analisis yang memiliki metode khusus untuk menilai sosok prajurit terbaik.
Netray Media Monitoring melakukan pemantauan pemberitaan di media massa daring nasional sekiranya ingin melihat bagaimana wacana pergantian Panglima TNI berkembang di publik. Termasuk juga menjawab sejumlah pertanyaan seperti apakah ada kriteria khusus yang menjadi kompetensi dasar calon Panglima TNI? Siapa saja elit militer Indonesia yang dinilai pantas menduduki jabatan tersebut? Apa tantangan yang akan dihadapi calon Panglima TNI kedepannya? Simak laporannya di bawah ini.
Laporan Statistik Pemantauan Wacana Pergantian Panglima TNI
Pemantauan wacana pergantian panglima TNI dilakukan selama periode 9 Oktober hingga 15 Oktober 2021. Sejumlah data statistik berhasil dikumpulkan Netray dengan memanfaatkan kata kunci “panglima tni” dan “calon”. Data ini antara lain menyebutkan bahwa terdapat 418 artikel telah terbit selama periode pemantauan. Artikel-artikel ini diterbitkan oleh 69 portal berita daring.
Wacana pergantian Panglima TNI paling banyak muncul di kategori “Government” dengan total berita sebanyak 186 artikel. Prosesi pemilihan pemimpin tertinggi TNI merupakan bagian dari kerja-kerja kepemerintahan. Akan tetapi wacana yang beredar di sini tak hanya melulu tentang pemerintah. Terdapat pula kategori “Law” dan “Politic” dalam tabel di atas. Masing-masing menyumbang 76 dan 75 artikel pemberitaan.
Selama periode pemantauan, berita dengan kata kunci paling banyak terbit pada tanggal 12 Oktober 2021. Yakni dengan total 87 artikel selama 24 jam. Akan tetapi jika dilihat lebih cermat lagi, sebenarnya posisi peak time ini tak banyak berbeda dengan total berita di hari-hari yang lainnya. Atau minimal sejak wacana ini menanjak pada tanggal 9 Oktober 2021. Media massa daring nasional terpantau memiliki minat tinggi terhadap kata kunci pemantauan.
Intonasi pemberitaan media massa daring juga terdengar masih cukup lunak terhadap kata kunci pemantauan. Dari empat ratus sekian artikel yang terbit, terdapat 223 total artikel yang terindeks dengan sentimen positif. Sedangkan sentimen negatif hanya muncul dalam 97 pemberitaan saja. Yang artinya sangat kecil peluang wacana ini hadir dalam rupa kontroversi. Sekalipun masih akan tetap ditemukan pro dan kontra sebagai bagian dari kedewasaan pers.
Jenderal Andika Jadi Kandidat Panglima TNI Terkuat
Pertanyaan yang paling sering muncul dalam momen semacam ini adalah siapa kandidat terkuat yang akan mengisi jabatan Panglima TNI. Netray Media Monitoring tentu tidak dapat menebak apa yang ada dipikiran Presiden Joko Widodo termasuk mendahului keputusan DPR. Akan tetapi arus deras pemberitaan terhadap satu figur biasanya kerap menjadi pertanda bahwa nama tersebut yang kemudian akan menjabat Panglima TNI.
Memanfaatkan fitur entity extract, terlihat bahwa nama Jenderal Andika Perkasa cukup banyak disinggung oleh pemberitaan media massa. Jenderal yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat ini terpantau berada di jajaran tertinggi kategori person entity extract, alias namanya paling banyak masuk pemberitaan dibandingkan dengan jenderal-jenderal militer yang lain.
Momen pemberitaan tentang Jenderal Andika Perkasa muncul saat Presiden Joko Widodo meminta Menteri Sekretaris Negara Pratikno menemuinya di Mabes TNI Angkatan Darat. Pertemuan ini terjadi pada saat DPR RI mengharap surat rekomendasi calon Panglima TNI baru dari Presiden. Tentu saja manuver ini dianggap publik, melalui media massa, sebagai sinyal bahwa Jenderal Andika lah yang akan menjadi kandidat terkuat menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Kepopuleran Andika Perkasa tak muncul begitu saja sehingga pihaknya dinilai cocok menjabat Panglima TNI hingga masa pensiun nanti. Dalam sebuah pemberitaan, nama beliau bahkan masuk dalam survei capres 2024 yang dilakukan oleh salah satu lembaga riset. Bahkan posisinya mengungguli calon yang selama ini sudah muncul seperti Luhut Pandjaitan. Yang artinya nama Andika Perkasa cukup dikenal oleh publik dalam negeri.
Tantangan yang Akan Dihadapi Panglima TNI
Apabila Jenderal Andika Perkasa jadi terpilih sebagai Panglima TNI, tentu saja ia tak akan menghadapi meja kosong. Terdapat sejumlah tantangan dan tugas yang harus dilaksanakan oleh Panglima TNI pada saat ini dan kedepannya. Salah satu isu yang melibatkan kerja TNI dan ramai diberitakan adalah keberadaan komponen cadangan (komcad) RI. Dikutip dari laman website resmi Kementerian Pertahanan RI, Komcad adalah sejumlah sumber daya nasional yang disiapkan untuk menjalankan tugas negara melalui mobilisasi guna memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama pertahanan negara.
Komcad kemudian akan berisi sejumlah elemen rakyat dari berbagai profesi seperti wartawan, dosen, wiraswasta, hingga mahasiswa. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah komcad ini menjadi sebuah bentuk dari program wajib militer yang selama ini cukup terdengar kencang gaungnya? Ketua MPR Bambang Soesatyo menyebutkan bahwa komcad bukanlah bagian dari wajib militer. Komcad hanya program sukarela bela negara yang sudah ditetapkan jumlahnya, sebanyak 3.103 orang oleh Presiden Joko Widodo. Nantinya tugas Panglima TNI baru adalah memastikan pemanfaatan komcad agar efektif dan efisien.
Situasi pandemi Covid-19 juga masih menjadi PR yang harus dikerjakan oleh TNI. Setelah sempat muncul kritik atas keterlibatan TNI dalam mengurangi dampak pandemi, publik tentu ingin melihat bagaimana organisasi ini benar-benar bekerja sesuai tugas mereka tanpa bertindak secara berlebihan. Secara faktual TNI hingga saat ini masih melakukan kegiatan vaksinasi untuk masyarakat umum.
Tantangan terakhir ini mungkin menjadi yang paling berat yang akan dihadapi Panglima TNI terpilih nantinya. Yakni kritik atas hubungan TNI dan rakyat Indonesia yang justru dilayangkan oleh Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Agus Widjojo. Ia melihat dewasa ini hubungan antara kedua elemen bangsa ini merenggang. Bahwa tentara dan rakyat tidak lagi menyatu. Pandangan ini bisa saja benar namun tidak tepat melihat fungsi dari masing-masing elemen. Tergantung bagaimana perspektif yang digunakan. Adalah tugas Panglima TNI baru nantinya untuk meredefinisi istilah persatuan antara tentara dan rakyat Indonesia.
Penutup
Tentara Nasional Indonesia akan mendapat panglima baru dalam waktu dekat ini. Pemerintah, Presiden dan MPR sedang menggodok nama pejabat militer yang tepat untuk jabatan ini. Nama Kasad Jenderal Andika Perkasa menjadi calon yang paling banyak diperbincangkan media massa karena mendapat kunjungan dari Mensesneg Pratikno atas arahan Presiden Joko Widodo. Jika memang terpilih, akan ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi Panglima TNI baru nantinya.