Djawanews.com – Setelah berbagai upaya menolong buaya berkalung ban di Palu Selawesi Tengah gagal dilakukan, dua ahli asal Australia pada akhirnya turun tangan.
Sebelumnya kemunculan buaya dengan lilitan ban motor di lehernya, menggegerkan masyarakat, sampai-sampai Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tengah menggelar sayembaran, namun pada akhirnya dihentikan.
Penyelamatan Buaya Berkalung Ban Masih Diusahakan
Kemunculan buaya malang di Sungai Palu pada akhirnya membuat simpati Matthew Nicolas Wright dan Chris Wilson, dua ahli reptil asal Australia. Keduanya beraksi setelah mendapat izin dari Kementerian Lingkungan hidup dan Kehutanan ( KLHK).
Hingga saat ini, kedua ahli asal Australia tersebut masih menyisir keberadaan buaya dengan dibantu oleh polisi dan BKSDA. Dugaan semantara, buaya yang terlilit ban tersebut sebelumnya hendak diburu warga.
Tidak seperti di Jawa, keberadaan buaya di sungai-sungai pada wilayah Indonesia Timur memang sudah biasa. Bahkan berbagai usaha kulit buaya di Indonesia Timur menjadi primadona.
Diketahui di Sungai Palu, sekitar 100 lebih buaya hidup dan berkembang biak. Tidak jarang mereka menampakkan diri dan terkadang mengancam masyarakat sekitar yang mencari ikan atau menambang pasir.
Penampakan buaya berkalung ban adalah pelajaran untuk manusia agar selalu menjaga keselarasan alam. Semoga Sang Buaya segera terselamatkan.