Djawanews.com – Ukraina menyetujui usulan gencatan senjata selama 30 hari yang diajukan oleh Amerika Serikat (AS) dalam upaya menghentikan perang dengan Rusia. Usulan ini muncul setelah pertemuan antara delegasi Ukraina dan AS di Jeddah, Arab Saudi, yang berlangsung hampir delapan jam pada Selasa, 12 Maret.
Arab Saudi telah memainkan peran mediasi sejak invasi Rusia, termasuk menjadi perantara pertukaran tahanan dan menjadi tuan rumah pembicaraan antara Moskow dan Washington bulan lalu.
Dalam foto unggahan Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, delegasi Kyiv antara lain terdiri dari Kepala Staf Presiden Ukraina Andriy Yermak, dan Menteri Luar Negeri Andrii Sybiha. Sedangkan dari delegasi AS nampak Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio. Dari tuan rumah, nampak di antaranya Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.
"Saya menerima laporan dari delegasi kami mengenai pertemuan mereka dengan tim Amerika di Arab Saudi. Diskusi berlangsung hampir sepanjang hari dan berjalan dengan baik dan konstruktif—tim kami dapat membahas banyak detail penting," cuit Presiden Volodymyr Zelensky di X, seperti dikutip 12 Maret.
"Pihak AS mengusulkan untuk mengambil langkah awal yang lebih besar, gencatan senjata sementara penuh selama 30 hari," lanjutnya.
"Ukraina siap menerima usulan ini, melihatnya sebagai langkah positif," katanya.
Di sisi lain, Menlu Rubio mengatakan AS akan menyampaikan usulan gencatan senjata tersebut kepada Rusia dan keputusan ada di tangan Moskow.
"Harapan kami adalah Rusia akan menjawab 'ya' secepat mungkin, sehingga kami dapat memasuki tahap kedua, yaitu negosiasi yang sesungguhnya," kata Menlu Rubio kepada wartawan, dikutip dari Reuters.
Menlu Rubio mengatakan, Washington menginginkan kesepakatan penuh dengan Rusia dan Ukraina "secepat mungkin."
"Setiap hari yang berlalu, perang ini terus berlanjut, orang-orang tewas, orang-orang dibom, orang-orang terluka di kedua sisi konflik ini," katanya.
Pernyataan bersama AS-Ukraina setelah pertemuan di Jeddah
Hari ini di Jeddah, Arab Saudi – di bawah keramahtamahan Putra Mahkota Mohammed bin Salman – Amerika Serikat dan Ukraina mengambil langkah penting untuk memulihkan perdamaian abadi bagi Ukraina.
Perwakilan kedua negara memuji keberanian rakyat Ukraina dalam membela negara mereka dan sepakat bahwa sekaranglah saatnya untuk memulai proses menuju perdamaian abadi.
Delegasi Ukraina menegaskan kembali rasa terima kasih yang mendalam dari rakyat Ukraina kepada Presiden Trump, Kongres AS, dan rakyat Amerika Serikat karena telah memungkinkan kemajuan yang berarti menuju perdamaian.
Ukraina menyatakan kesiapannya untuk menerima usulan AS untuk memberlakukan gencatan senjata sementara selama 30 hari, yang dapat diperpanjang dengan kesepakatan bersama para pihak, dan yang bergantung pada penerimaan dan implementasi bersamaan oleh Federasi Rusia. Amerika Serikat akan menyampaikan kepada Rusia bahwa timbal balik Rusia adalah kunci untuk mencapai perdamaian.
Amerika Serikat akan segera mencabut penangguhan pembagian informasi intelijen dan melanjutkan bantuan keamanan ke Ukraina.
Delegasi juga membahas pentingnya upaya bantuan kemanusiaan sebagai bagian dari proses perdamaian, khususnya selama gencatan senjata yang disebutkan di atas, termasuk pertukaran tawanan perang, pembebasan tahanan sipil, dan pemulangan anak-anak Ukraina yang dipindahkan secara paksa.
Kedua delegasi sepakat untuk menunjuk tim negosiasi mereka dan segera memulai negosiasi menuju perdamaian abadi yang menjamin keamanan jangka panjang Ukraina. Amerika Serikat berkomitmen untuk membahas proposal khusus ini dengan perwakilan dari Rusia. Delegasi Ukraina menegaskan kembali bahwa mitra Eropa akan dilibatkan dalam proses perdamaian.
Terakhir, presiden kedua negara sepakat untuk segera menyelesaikan perjanjian komprehensif untuk mengembangkan sumber daya mineral penting Ukraina guna memperluas ekonomi Ukraina dan menjamin kemakmuran dan keamanan jangka panjang Ukraina.