Djawanews.com – Presiden Donald Trump memutuskan untuk menarik keanggotaan Amerika Serikat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di hari pertamanya sebagai presiden ke-47 AS, Trump segera menandatangani perintah eksekutif yang secara resmi memulai proses penarikan keanggotaan tersebut.
Trump mengatakan WHO telah gagal bertindak secara independen dari "pengaruh politik yang tidak pantas dari negara-negara anggota WHO" dan meminta "donasi yang memberatkan AS" dan tidak proporsional dibanding jumlah yang diberikan negara-negara lainnya
"Kesehatan Dunia menipu kita, semua orang menipu Amerika Serikat. Itu tidak akan terjadi lagi," kata Trump saat menandatangani perintah eksekutif setelah dilantik, dikutip dari Reuters.
Ini akan membuat Washington meninggalkan badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam waktu 12 bulan, menghentikan semua kontribusi keuangan untuk pekerjaannya.
Perintah Trump berbunyi, pemerintah akan menghentikan negosiasi perjanjian pandemi WHO sementara penarikan diri sedang berlangsung.
Personel pemerintah AS yang bekerja dengan WHO akan ditarik dan dipindahkan, dan pemerintah akan mencari mitra untuk mengambil alih kegiatan WHO yang diperlukan, menurut perintah tersebut.
Pemerintah akan meninjau, membatalkan dan mengganti Strategi Keamanan Kesehatan Global AS 2024 sesegera mungkin, kata perintah tersebut.
Amerika Serikat sejauh ini merupakan donor terbesar WHO dengan komposisi sekitar 18 persen dari keseluruhan pendanaan. WHO diketahui memiliki anggaran sebesar 6,8 miliar dolar AS.
Keluarnya AS kemungkinan akan membahayakan program-program di seluruh organisasi, menurut beberapa pakar di dalam dan luar WHO, terutama yang menangani tuberkulosis, penyakit menular pembunuh terbesar di dunia, serta HIV/AIDS dan keadaan darurat kesehatan lainnya.
Setelah AS, donor terbesar WHO adalah Bill & Melinda Gates Foundation, disusul Komisi Eropa dan Bank Dunia. Melengkapi lima besar donor, ada Jerman yang menyumbang 3 persen dari pendanaan WHO.
Perintah keluar dari WHO bukan hal yang mengejutkan, setelah ia mengambil langkah serupa pada periode pemerintahannya pada tahun 2020, menuduh WHO membantu upaya Tiongkok untuk "menyesatkan dunia" tentang asal-usul COVID.
WHO dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan mengatakan pihaknya terus menekan Beijing untuk membagikan data guna menentukan apakah COVID muncul dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau karena penelitian terhadap virus serupa di laboratorium dalam negeri.
Trump juga menangguhkan kontribusi AS kepada badan tersebut, yang menghabiskan biaya hampir 200 juta dolar AS pada tahun 2020-2021 dibandingkan dengan anggaran dua tahun sebelumnya, saat badan tersebut berjuang melawan keadaan darurat kesehatan terburuk di dunia dalam satu abad.
Berdasarkan hukum di AS, selain proses keluar memerlukan masa pemberitahuan selama satu tahun, AS juga harus menyelesaikan pembayaran semua biaya yang belum dibayar.
Terpisah, para pakar kesehatan masyarakat mengkritik keputusan Presiden Trump untuk meninggalkan WHO, memperingatkan akan ada konsekuensi bagi kesehatan warga Amerika.
Ashish Jha, yang sebelumnya bekerja sebagai koordinator respons Covid-19 di bawah Presiden Biden, sebelumnya memperingatkan, keluar dari WHO "tidak hanya membahayakan kesehatan orang-orang di seluruh dunia, tetapi juga kepemimpinan dan kecakapan ilmiah AS".
"Ini adalah keputusan presiden yang sangat buruk. Penarikan diri merupakan luka yang parah bagi kesehatan dunia, tetapi luka yang lebih dalam bagi AS," jelas pakar kesehatan masyarakat global dan profesor dari Universitas Georgetown, Lawrence Gostin.