Infrastruktur memiliki peran penting sebagai pendorong ekonomi serta pemerataan kemakmuran masyarakat. Keterbatasan infrastruktur merupakan kendala utama pembangunan di Indonesia. Hal inilah yang mendasari pemerintah Indonesia menggalakkan pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol untuk meningkatkan produktivitas dan menunjang distribusi barang dan jasa.
Jalan tol Solo Ngawi merupakan bagian dari jaringan jalan tol Trans Jawa yang menghubungkan provinsi Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Terbentang sepanjang 90,4 kilometer, jalan tol yang merupakan proyek strategis nasional ini dikelola oleh PT Jasamarga Solo Ngawi, perusahaan patungan antara PT Jasamarga Persero Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 40%, PT Waskita Toll Road sebesar 40%, dan PT Lintas Marga Jawa sebesar 20%.
Dalam proses pembangunannya, ruas sepanjang 69,4 kilometer dikerjakan oleh PT Jasamarga Solo Ngawi. Sedangkan ruas sepanjang 21 kilometer merupakan dukungan pemerintah melalui APBN. Ruas tol ini 30% didanai oleh ekuitas perusahaan dan 70% dari pinjaman perbankan, yaitu dari Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, PT Smi, Bank Expor Impor Indonesia (Eximbank), Bank Jateng, dan Bank BPD DIY.
Jalan tol Solo Ngawi terkini memiliki delapan simpang susun, antara lain simpang susun Colomadu, yang memfasilitasi pengguna jalan dari arah Klaten dan Yogyakarta yang menuju Jawa Timur dan sebaliknya, tanpa harus melalui kepadatan jalan di kota Solo.
Berikutnya ada simpang susun Bandara, yang diharapkan dapat memperlancar akses masyarakat menuju bandar internasional Adi Soemarmo. Simpang susun ini dijadwalkan beroperasi pada bulan Juli 2019.
Simpang susun Solo yang ikonik dengan struktur bangunan jembatan cable stayed yang indah mengakomodasi masyarakat Solo yang hendak mengakses tol Solo Ngawi.
Untuk mempermudah masyarakat yang hendak mengakses jalan tol Solo Ngawi dari dan menuju Purwodadi dan Mojosongo atau Solo bagian utara, pada Maret 2019 telah beroperasi simpang susun Gondangrejo. Berikutnya ada simpang susun Karanganyar yang berada di desa Kebakkramat. Simpang susun ini diharapkan akan mempermudah masyarakat untuk mengakses kota Karanganyar dan Tawangmangu yang merupakan salah satu destinasi wisata di Jawa Tengah.
Selanjutnya adalah simpang susun Sragen yang berada di dusun Pungkruk merupakan akses utama dari dan menuju kota Sragen. Kemudian simpang susun Sragen Timur merupakan simpang susun tambahan yang masih dalam proses perencanaan. Simpang susun ini mengakomodasi pengembangan kawasan industri di wilayah Sambungmacan yang akan dikembangkan oleh pemerintah kabupaten Sragen. Seluruh simpang susun ini juga merupakan pintu masuk tol Solo Ngawi.