Djawanews.com – Para tokoh Puri atau tokoh kerajaan dan kepala desa di Bali mendukung pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di pesisir Kubutambahan Buleleng Bali Utara. Mereka menilai pembangunan bandara tersebut tidak merusak lingkungan dan baik untuk pemerataan pembangunan di Provinsi Bali.
Sejumlah tokoh Puri yang bertemu di Pura Ageng Blahbatuh Gianyar Bali, yakni Raja Klungkung Ida Dalem Semara Putra, tokoh Puri Agung Peliatan Ida Cokorda Gde Putra Nindya, tokoh Puri Agung Blahbatuh Anak Agung Ngurah Kakarsana.
Kemudian tokoh Puri Anyar Kerambitan Anak Agung Ngurah Bagus Erawan, tokoh Puri Anom Tabanan Anak Agung Ngurah Panji Astika, tokoh Puri Anyar Tabanan Anak Agung Ngurah Agung Juliartawa, serta tokoh Puri Agung Singaraja Anak Agung Ngurah Ugrasena.
Selain para tokoh tersebut, hadir juga perwakilan 13 kepala desa, kelompok nelayan, Kelian Adat, dan Pengempon Pura Penyusuhan, dari masyarakat desa adat.
Ketua Majelis tokoh Puri Agung seluruh Bali, sekaligus Raja Klungkung Ida Dalem Semara Putra pada paparanya menjelaskan, bandara Bali Utara merupakan kebutuhan untuk pemerataan pembangunan di Bali, sehingga pembangunan tidak tertumpuk di Bali Selatan.
"Bandara Bali Utara banyak manfaatnya. Sebagai orang Bali saya mendukung pembangunan tersebut," katanya.
Para tokoh Puri menilai, upaya dari PT BIBU Panji Sakti untuk membangun bandara Bali Utara, direspon baik oleh masyarakat dengan suatu harapan besar Bali Utara maju dan terjadi pemerataan pembangunan seluruh Bali.
Dengan pembangunan bandara, ada pengurangan angka pengangguran, perbaikan infrastruktur, pembukaan sentra ekonomi baru dan lainnya.
Perwakilan 13 Kepala Desa Buleleng Made Suyasa yang menjabat sebagai Kepala Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng menyatakan pembangunan Bandara Bali Utara itu tidak mempengaruhi keseimbangan kehidupan sosioreligius masyarakat Bali di jalur niskala.
"Kami masyarakat sangat mendukung dan siap untuk mengawal pembangunan tersebut. Alam mendukung karena tidak dilukai," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Adiatmoko mengatakan, Pembangunan Bandara Bali Utara sudah sampai tahap untuk dikerjakan setelah mendapatkan rekomendasi dan keputusan dari Kementerian terkait.
"Kami akan eksekusi ini sebelum tahun 2026. Artinya kita memiliki waktu dua tahun. Secara teknis dua tahun kita membangun dalam satu runway. Desain kami dua lantai dan insya Allah, tahun 2026, sudah bisa berbagi tugas dengan Bandara Ngurah Rai," katanya.
Dia menjelaskan, PT BIBU Panji Sakti menargetkan pembangunan Bandara Bali Utara tersebut akan rampung dikerjakan pada Oktober 2026, dengan waktu pengerjaan 18 bulan di atas areal seluas 900 hektare.
Pembangunan tersebut akan membuka lapangan kepada 200 ribu pekerja baik di bandara maupun tempat-tempat penyangga bandara.
Apalagi dalam konsepnya, selain Bandara akan ada Aerocity atau kota bandara, Aeropolis hingga Baliwood yang akan menjadi pusat film dunia.
Total dana yang diperlukan dalam pembangunan Bandara Bali Utara adalah Rp50 triliun dengan estimasi Rp17 triliun untuk membangun bandara, dan sisanya untuk pembangunan kawasan penyangga bandara Aerocity sebesar Rp900 miliar, Aerotropolis hingga Baliwood. Dana tersebut akan diambil dari dana investasi, bukan APBN.
Erwanto menyatakan, tidak ada transaksi jual beli tanah dan tidak ada alih kepemilikan, yang ada adalah sewa pakai dari warga pemilik tanah sehingga kepemilikan tanah tetap di tangan warga.
"Tidak ada perpindahan kepemilikan tanah. Kami ingin sama-sama membangun," katanya.
Guna menyiapkan Aerotropolis, pihak PT BIBU Panji Sakti juga sudah menggandeng sejumlah perusahaan yang antara lain bergerak di bidang metaverse, finansial, properti, logistik, telekomunikasi, energi, digital data center, MICE, dan sebagainya.