Djawanews.com – Tindakan pemerintah Singapura menolak kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS) dikecam oleh banyak tokoh di tanah air. Mereka tidak menerima negeri singa menyebut UAS sebagai penceramah ekstrem.
Melihat hal itu, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau yang karib disapa Gus Nadir justru heran dengan ramainya tokoh publik dan politisi di Indonesia yang seolah berbondong-bondong mengeroyok Singapura.
Menurut dosen hukum Monash University itu, kedatangan UAS ke Singapura bukan dalam rangka mewakili pemerintah RI atau atas undangan masyarakat untuk berdakwah.
Melainkan UAS berniat untuk berlibur bersama keluarganya. Artinya UAS melancong ke Singapura atas urusan pribadi, tidak mewakili siapapun.
“Orang mau liburan ke luar negeri dengan keluarganya. Tidak mewakili pemerintah, tidak pula mewakili masyarakat dalam event tertentu, tidak pula diundang oleh warga setempat,” ujar Gus Nadir di Twitter, Rabu 18 Mei.
Lantas jika lawatannya ingin berlibur lalu ditolak oleh otoritas negara yang dituju, Gus Nadir mempertanyakan para politisi tanah air yang heboh.
“Kalau ditolak masuk oleh otoritas negara tersebut, terus kenapa itu para politisi kita jadi heboh?” cetus Gus Nadir heran.
“Nyari simpati?,” tanyanya menyindir.
Cuitan dari Gus Nadir ini mendapat beragam respondari netizen. Tak sedikit yang sependapat dengannya.
“Ini pukulan telak. Label ekstremis dan intoleran telah dilayangkan secara terbuka dan resmi oleh pemerintah Singapura. Sementara pak ustadz mesin suara u/2024. Pastinya pada gerah Gus Prof sayang. Singapura loh, bukan Singaparna yang bilang. Bukan kaleng kaleng,” komentar netizen.
“Penyakit menjelang 5 tahunan, mendadak religi, mendadak peduli rakyat,” celetuk akun @Arief***.
Sementara itu Kepala Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Singapura, Ratna Lestari meluruskan bahwa Ustaz Abdul Somad (UAS) beserta keluarganya tidak dideportasi pihak imigrasi Singapura.
Tetapi ditolak izin masuknya ke Singapura karena tidak memenuhi syarat kriteria warga asing untuk ke Singapura.
Menurut Ratna, peristiwa itu terjadi pada saat UAS sedang melakukan pengecekan paspor di pintu masuk imigrasi di Tanah Merah, Singapura.
“Itu yang disampaikan oleh Imigrasi Singapura, karena kami sudah berkoordinasi dengan pihak imigrasi Singapura dan informasinya itu yang didapatkan dari pihak Singapura,” ucapnya, dikutip dari fajar.co.id.
Menurut Ratna, pihak imigrasi Singapura tidak menjelaskan terkait alasan kenapa UAS ditolak masuk ke Singapura.
“Karena izin masuknya orang asing ke suatu negara memang kedaulatan masing-masing negara. Kami paham soal itu, karena kami sering menolak warga negara asing masuk ke Indonesia dengan beberapa kriteria yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia,”
“Jadi hal yang sama dilakukan oleh pihak imigrasi Singapura, bahwa jika tidak dianggap memenuhi kriteria masuk ke wilayah Singapura, maka yang bersangkutan ditolak untuk masuk,” tegas Ratna.