Djawanews.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berkunjung ke China untuk memenuhi undangan Presiden China Xi Jinping. Jubir TKN Prabowo-Gibran, Herzaky Mahendra Putra menegaskan Prabowo diundang dalam kapasitasnya sebagai Menhan RI bukan sebagai presiden terpilih.
"(Prabowo ke China, red) Dalam kapasitas sebagai Menhan undangannya," ujar Herzaky, Senin 1 April.
Kepala Bakomstra Partai Demokrat itu mengatakan, kunjungan Prabowo ke China dalam rangka mempererat hubungan kerja sama antara Indonesia dan RRC, terutama di bidang pertahanan.
"Bagian dari upaya berkelanjutan kedua negara dalam memperkuat dialog dan kerja sama strategis yang sangat penting bagi keamanan dan stabilitas regional," kata Herzaky.
Diketahui, Prabowo Subianto telah tiba di Beijing, China sejak Minggu, 31 Maret. Rencananya, Prabowo akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping sore ini, Senin, 1 April, waktu setempat.
Dilanjutkan pertemuan dengan Perdana Menteri China Li Qiang dan Menteri Pertahanan China Dong Jun pada Selasa, 2 April.
Sebagai informasi, Presiden China Xi Jinping, mengundang Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto ke negaranya. Dalam undangan tersebut, Kementerian Luar Negeri Beijing membeberkan alasannya.
Dalam pernyataan resmi Kemenlu China, Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih akan bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang.
"Mereka akan bertukar pandangan mengenai hubungan bilateral dan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian, dikutip dari situs resmi Kemlu China, Minggu, 31 Maret.
China pun meyakini kunjungan Prabowo merupakan kesempatan besar untuk meningkatkan persahabatan China-RI. Dia mengatakan Prabowo dan Xi akan membahas berbagai isu penting.
"Kunjungan Pak Prabowo ke Tiongkok akan menjadi kunjungan luar negeri pertamanya sebagai Presiden terpilih," kata Lin Jian.
"Hal ini sepenuhnya menunjukkan kuatnya hubungan Tiongkok-Indonesia. Kunjungan ini merupakan kesempatan besar untuk lebih meningkatkan persahabatan tradisional, memperdalam kerja sama strategis yang komprehensif, dan mensinergikan strategi pembangunan dengan lebih baik untuk memberikan contoh yang baik tentang negara-negara berkembang yang merangkul masa depan bersama dan bekerja dalam solidaritas untuk pembangunan bersama dan menjadi sumber stabilitas dan kekuatan bagi pembangunan bersama baik di wilayah ini dan sekitarnya," demikian keterangan Lin.