Djawanews.com – Banyaknya serangan siber yang dilakukan oleh para hacker dan menyasar Pemerindah Daerah DIY diungkapkan oleh Kepala BSSN Hinsa Siburian. Hal tersebut menurutnya seiring dengan adanya pandemi Covid-19.
“BSSN mendeteksi lebih dari 410,4 juta serangan siber sejak Januari hingga September 2020 ini,” terang Hinsa dilansir adri KR, (16/10). “Pembentukan JogjaProv CSIRT sebagai tim pelaksana teknis keamanan suatu organisasi yang bertanggung jawab menerima, meninjau dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber mutlak diperlukan,” tandas Hinsa.
Meskipun demikian, angka serangan siber yang terjadi di Pemda DIY berdasarkan Sistem Pengamanan Siber Pemda DIY memiliki jumlah yang lebih kecil yaitu rata-rata 300.000 serangan siber perbulan. Lantas apa yang disasar oleh para hacker tersebut?
Kepala Diskominfo DIY Rony Primanto Hari menjelaskan bentuk serangan siber di Pemda DIY bermacam-macam di antaranya serangan virus, penyusupan, web defacement (perusakan website), dan yang paling banyak adalah serangan malware.
Terkait dengan serangan siber tersebut yang membuat dibentuknya badan Penanggulangan dan Pemulihan Insiden Siber yang dinamai JogjaProv Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau JogjaProv CSIRT.
JogjaProv CSIRT sendiri diharapakan dapat mencegahan dan melakukan pemulihan serangan siber. JogjaProv CSIRT dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur DIY Nomor 87/TIM/2020.
Selanjutnya, JogjaProv CSIRT beranggotakan gabungan dari unsur Pemda DIY, Pemkab/Pemkot, Kejati DIY, Korem 072/Pamungkas, dan Polda DIY yang dibina Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Selain serangan hacker yang menyasar Pemda DIY, simak berita menarik dari berbagai daerah lainnya di Nusantara hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.