Djawanews.com – Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menanggapi isu putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres yang akan mendampingi Prabowo Subianto. Ia menduga ada pihak yang ingin melakukan politik mengadu domba atau devide et impera.
"Kalau ada isu-isu itu kan memang ada skenario dari pihak-pihak lain yang mencoba untuk meletakan politik devide et impera, itu kan politik zaman kolinial masa lalu," kata Hasto kepada wartawan di JiExpo Kemayoran, Jakarta yang dikutip Jumat, 29 September.
Hasto memastikan hubungan PDIP dan Gibran baik. Dia juga memuji anak presiden itu menjadi salah satu kader yang disiplin menghadiri acara partai.
Lagipula, partai berlambang banteng itu tak mau pusing dengan isu yang berkembang belakangan. Kata Hasto, PDIP sudah biasa menanggapi isu semacam ini terutama pemilihan presiden (pilpres).
"Kalau isu kan banyak, asal muasal dari itu itu karena ya ini kontestasi, biasa kita sudah biasa dihadapkan pada berbagai isu-isu," tegasnya.
"Tapi kami kan juga sering berdialog sama beliau. Beliau oleh Pak Djarot di dalam sekolah-sekolah partai itu selalu hadir dengan penuh berdisiplin," imbuh Hasto.
Lebih lanjut, Hasto berharap isu semacam ini tak terus berkembang. Dia mengingatkan politik saat ini harusnya tak lagi memakai cara pecah belah melainkan mengedepankan kolaborasi dan gotong royong.
"Jadi kontestasi pemilu monggo, boleh-boleh saja. Tapi tempatkan rakyat sebagai pemenang kedaulatan tertinggi," ungkapnya.
Sebagai informasi, sosok Gibran Rakabuming Raka diisukan akan dipasangkan dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2024. Isu ini makin menguat seiring setelah adanya gugatan uji materi terkait batas usia capres dan cawapres ke MK.