Djawanews - 44 Tahun, -- mungkin -- tanpa disadari banyak orang, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berada dalam penguasaan Yayasan Harapan Kita yang didirikan istri Presiden ke-2 RI Soeharto, Tien Soeharto. Tapi kini semua sudah berubah. TMII sudah kembali ke pangkuan ibu pertiwi.
Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) memastikan, TMII sebagai aset negara, akan dikelola oleh kementerian mulai tahun ini. Kepastian itu merujuk pada Keppres 51 Tahun 1977 yang menyebut TMII sebagai milik negara, tercatat di Kemensestneg yang pengelolaannya diberikan kepada Yayasan Harapan Kita.
"Jadi Yayasan Harapan Kita ini sudah hampir 44 tahun mengelola aset milik negara yang tercatat di Kemensetneg," kata Mensesneg Pratikno dalam jumpa pers secara daring, Rabu (7/4/2021).
Presiden Jokowi sudah menerbitkan Perpres 19 Tahun 2021 tentang TMII. Inti dari Perpres itu adalah, penguasaan dan pengelolaan TMII dilakukan oleh Kemensetneg.
"Dan ini berarti berhenti pula pengelolaan yang selama ini dilakukan oleh Yayasan Harapan Kita," ujarnya.
Di masa peralihan ini, TMII akan dikelola oleh tim transisi Kemensetneg untuk sementara waktu. Nantinya, Yayasan Harapan Kita juga harus memberikan laporan pengelolaan kepada tim transisi dalam jangka waktu 3 bulan.
Pratikno memastikan, peralihan penguasaan ini tidak berimbas pada aktivitas TMII. Tempat rekreasi keluarga itu akan tetap beroperasi seperti biasa. Termasuk para staf akan tetap bekerja dan mendapat hak keuangan serta fasilitas seperti biasa.
"Dan nanti tentu saja kita berkomitmen untuk tim transisi kami beri tugas bagaimana memikirkan inovasi manajemen yang lebih baik dan kesejahteraan yang lebih baik kepada para staf," tegas Pratikno.
Sejarah TMII
TMII adalah kawasan taman wisata yang berisi berbagai budaya Indonesia. Luasnya kurang lebih 150 hektar. Yang paling terkenal dari TMII adalah Anjungan Daerah yang mewakili setiap suku-suku bangsa di Indonesia. Anjungan provinsi dibangun di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi atas enam zona; Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat.
Di dalam TMII juga ada sebuah danau yang menggambarkan miniatur kepulauan Indonesia di tengahnya, kereta gantung, berbagai museum, dan Teater IMAX Keong Mas dan Teater Tanah Airku), berbagai sarana rekreasi ini menjadikan TMIII sebagai salah satu kawasan wisata terkemuka di ibu kota.
Gagasan pembangunan ini pertama kali dilontarkan Ibu Negara, Siti Hartinah atau akrab dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini muncul dalam sebuah pertemuan di Jalan Cendana No. 8 Jakarta, 13 Maret 1970 silam. Ibu Tien ingin ada suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita. TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975.
Dilansir dari situs resmi TMII, terpampang siapa saja manajemen Yayasan Harapan Kita. Sebagai Pembina ada nama-nama: Soehardjo, Bambang Trihatmodjo dan Dr. Rusmono.
Yayasan ini diketuai oleh Siti Hardiyanti Indra Rukmana dengan Sekretaris
Tubagus Sulaeman. Sedangkan Ketua Dewan Komisaris TMII adalah Prof. Dr. Bambang Wirabarta.