Djawanews.com—Sejumlah fasilitas atau infrastruktur penunjang operasional bus Trans Pakuan kondisinya 90 persen tak terawat, bahkan sudah menjadi toilet dan penginapan gelandangan.
Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) pengelola atau operator Bus Trans Pakuan tersebut terancam bangkrut. Pasalnya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut tidak pernah untung selama hampir 13 tahun sejak berdiri pada 2007.
Fasilitas Trans Pakuan Jadi Rumah Gelandangan dan Toilet, Pemkot Bogor Optimis
Sejumlah fasilitas operasional bus Trans Pakuan seperti halte atau shelter Bus Transit System (BTS) mulai dari koridor 1 (Bubulak-Cidangiang) hingga 3A (Cidangiang-Sentul City) kondisinya 90 persen tak terawat.
Dilansir dari sindonews.com, shelter PDAM 2 dan Pakuan di Jalan Raya Tajur, kondisinya rusak berat. Dinding dan kaca dipenuhi coretan serta bangku tunggu penumpang hancur. Bahkan hampir setiap malam, jadi tempat penginapan gelandangan.
Sementara itu di shelter BTS seberang perumahan Vila Duta, Bogor Timur, yang terkenal dengan kebun rayanya tersebut, kondisinya juga cukup memprihatinkan selain dipenuhi coretan cat pilok, kaca pecah, rolling door hancur dan seolah telah berubah menjadi ‘toilet’ umum. Seluruh lantai dipenuhi sampah disertai bau pesing.
“Hampir setiap malam jadi tempat singgah gelandangan, kalau siang sih kosong. Bahkan kalau hujan orang biasa malas berteduh, karena bau pesing,” kata Ridwan, pedagang kaki lima, seperti dikutip dari sindonews.com, Senin (10/2/2020).
Keadaan di atas ironis bagi kota yang terkenal dengan kebun rayanya tersebut, karena anggaran untuk membangun shelter tersebut mencapai Rp2 miliar yang dilakukan secara bertahap.
Menanggapi hal itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim menjelaskan, pihaknya tetap optimistis terhadap PDJT dengan melakukan penyehatan agar perusahaan umum daerah yang kondisinya hampir bangkrut tersebut dapat dipulihkan.