Djawanews.com – Pendeta Saifuddin Ibrahim seperti tak ada takutnya terhadap hukum di Indonesia karena dengan lantang dan tegas menantang Menko Polhukam Mahfud MD yang meminta kepolisian menangkap dirinya karena dugaan penistaan agama.
Pendeta Saifuddin mengaku telah siap menghadapi segala ancaman atas pernyataan dirinya yang menyebutkan bahwaa 300 ayat Al-Quran harus dihapuskan karena mengajarkan aliran radikalisme. Bahkan, ia juga mengungkapkan siap mati untuk membela gereja dan Kristen.
Kemudian, Saifuddin pun mempertanyakan pernyataan Mahfud MD yang menyebut dirinya sebagai penista agama Islam. “Bagaimana Pak Mahfud MD menyatakan, penista agama itu hukumannya enam tahun,” ujar Saifuddin dalam video yang diunggah di channel Youtubenya pada Kamis, 17 Maret.
- Pendeta Saifuddin Ibrahim Malah Remehkan Polisi Bilang Enggak Takut: Saya Lebih Takut dengan FPI
- Akhirnya Pendeta Saifuddin Jadi Tersangka Penistaan Agama, Bakal Dikejar ke Amerika?
- Pendeta Saifuddin Kembali Berulah, Menantang dan Sebut Allah Sebagai Penista: Kalau Tidak Mau Dinista, Jangan Menista!
Saifuddin menegaskan bahwa ancaman penjara sama sekali tidak membuatnya gentar atau ketakutan. Sebaliknya, dirinya mengaku sudah siap mati demi membela kaum minoritas dan gereja. “Jangankan enam tahun, mati pun saya siap. Hukuman mati saya sanggup menjalaninya,” tegasnya.
“Asal, kematian saya adalah untuk membela orang-orang minoritas, untuk membela gereja,” ungkap Saifuddin.
Pendeta Saifuddin pun menghendaki bahwa semua agama dan pemeluknya harus mendapat perlakuan yang sama seperti Islam saat ini. “Agar Kristen disebarkan. Ditonton oleh orang di TV, sama dengan Islam ditonton orang di TV, Hindu ditonton orang di TV,” tuturnya.
Karena itu, ia menilai pernyataan Mahfud MD ke pada dirinya itu adalah salah. “Gak pantas pak Mahfud, gak pantas. Cara bapak menjawab saya,” tekan dia.
Pendeta Saifuddin Mengaku Dulu Islam, tapi Tak Menemukan Kedamaian
Dia lalu menyebut bahwa dirinya dulunya adalah seorang muslim yang akhirnya memilih keluar dari Islam. “Belajar dari saya kenapa saya meninggalkan Islam. Karena tidak ada kedamaian di dalam Islam,” ucap Saifuddin.
Saifuddin menekankan bahwa dirinya tak mempermasalahkan keberadaan agama Islam di dunia ini. “Hanya karena ayat yang 300 itu boleh menghabisi orang Kristen, boleh menghabisi orang kafir, boleh mematikan orang nonmuslim,” tegasnya.
Itulah alasannya dia meminta agar 300 ayat di Al-Quran itu dihapus. “Makanya hapus dulu ayat-ayat yang mengerikan di dalam Alquran itu, baru saya tidak berbicara tentang ayat-ayat Alquran,” ujar dia.
Pendeta Saifuddin mengungkapkan bahwa atas alasan hal itu pula dirinya meninggalkan agama Islam dan berpindah ke Kristen. “Gak mau saya ikutin lagi agama yang dulu itu. Saya sudah damai dengan Yesus Kristus Tuhan dan juru selamat saya,” paparnya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.