Djawanews.com – Taiwan gelar latihan dan kesiapan hadapi serangan. Hal tersebut dilakukan tak lama usai China simulasi perang dekat Taiwan beberapa waktu yang lalu.
Lebih dari 1.000 sukarelawan berlatih menghadapi berbagai potensi situasi yang mengkhawatirkan, bahkan lebih dari itu, setelah China latihan perang terbaru tiga hari sebelumnya.
Skenario darurat itu dilakukan di kota Taichung. Para sukarelawan berlatih bergegas untuk mengevakuasi yang terluka dengan tandu, serta membawa pergi kantong mayat.
"Saya bangga menjadi warga Taiwan dan saya percaya pada negara kami," kata pegawai pemerintah lokal Chang Wei-chen yang mengikuti pelatihan perang tersebut.
"Kami perlu belajar lebih banyak tentang pencegahan bencana dan perang. Itu akan sangat membantu kami," tuturnya.
Taiwan kini berada dalam siaga tinggi setelah Beijing mengadakan latihan militer selama tiga hari yang menyimulasikan "menyegel" pulau itu.
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan berjanji merebutnya suatu hari nanti, bahkan dengan pemaksaan jika langkah itu dinilai perlu.
Sementara itu, Taiwan gigih ingin memerdekakan diri dari China.
Jet dan kapal perang China terus mengitari Taiwan bahkan setelah latihan besar-besaran berakhir.
Pada 8-10 April, China menggelar simulasi perang di dekat Taiwan. Simulasi itu jadi respons pertemuan Presiden Taiwan Tsai Ing Wen dengan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Kevin McCarthy di Los Angeles pada 5 April.
Pertemuan tersebut terjadi saat orang Tsai singgah di AS dalam perjalanan pulang dari Guatemala dan Belize.
China kerap murka jika ada pejabat negara lain yang berkunjung ke Taiwan atau sebaliknya. Beijing menilai tindakan itu sebagai bentuk mendukung kemerdekaan Taiwan.
Presiden China Xi Jinping menegaskan Beijing dengan tegas mempertahankan kedaulatan teritorial, hak maritim, dan kepentingannya. Xi juga mengatakan bakal berusaha menjaga stabilitas di wilayah tetangganya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.